banner 600x50

Makassar, Katasulsel.com – Dalam suasana hangat sepak bola yang semakin menggairahkan, Andi Seto Gadhista Asapa, calon wali kota Makassar, mengungkapkan keyakinannya bahwa pembangunan stadion bertaraf internasional di era Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bukan hanya mimpi belaka, tetapi sebuah kenyataan yang akan segera terwujud.

Dalam pernyataannya yang penuh semangat pada Kamis (24/10), Seto menegaskan bahwa Prabowo adalah sosok yang sangat mencintai sepak bola.

“Bapak Presiden adalah pecinta sepak bola sejati. Ia tidak hanya mengagumi Timnas Indonesia, tetapi juga berkontribusi nyata dengan menyekolahkan anak-anak muda kita ke luar negeri menggunakan dana pribadinya,” ujar Seto, membangkitkan harapan para suporter.

Tidak hanya berhenti di situ, Seto menyoroti inisiatif Prabowo dalam mendirikan Akademi Garudayaksa, sebuah akademi sepak bola yang terletak di perbatasan Jakarta Timur-Bekasi. Dengan fasilitas lengkap seperti lapangan berstandar FIFA, gym, dan asrama, akademi ini menjadi pijakan bagi generasi muda yang bercita-cita membawa Indonesia ke Piala Dunia.

“Dengan perhatian besar terhadap dunia sepak bola, saya yakin aspirasi suporter PSM Makassar untuk memiliki stadion baru akan menjadi perhatian serius Presiden Prabowo,” tambah Seto.

Ia mengingatkan bahwa sebagian besar masyarakat Makassar adalah pencinta sepak bola, dan kerinduan akan stadion Mattoanging yang telah dirobohkan beberapa tahun lalu semakin mendalam.

banner 250x250

“Jika diamanahkan, saya akan berupaya membangun stadion yang megah. Dan kini, dengan Prabowo sebagai presiden, komunikasi untuk mewujudkan impian ini akan semakin mudah,” jelasnya penuh percaya diri.

Seto, yang juga merupakan kader Partai Gerindra sejak 2009, menggarisbawahi bahwa pembangunan stadion internasional telah menjadi bagian dari program strategis pasangan Andi Seto-Grezki Mulfiati Lutfi (Sehati). Tidak hanya stadion, mereka juga berencana membangun sirkuit balap dan ruang terbuka hijau.

“Fasilitas olahraga sangat penting untuk mengembangkan potensi anak muda kita yang selama ini terhambat. Kami ingin menjadikan Makassar sebagai kota yang mendukung penuh olahraga,” ungkap Seto, yang lahir dan besar di Makassar.

Namun, di balik optimisme tersebut, ada tantangan yang masih menghantui. Proses pembangunan stadion di kawasan GOR Sudiang masih menemui kendala, dengan pengurusan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan amdal lalu lintas yang belum kunjung rampung. Dua syarat krusial ini menjadi batu sandungan, mengingat lokasi stadion berdekatan dengan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Saat harapan dan tantangan bertemu, Makassar menanti langkah konkret untuk menjadikan stadion internasional ini sebagai bagian dari sejarah baru sepak bola di Indonesia. Apakah impian ini akan menjadi kenyataan? Hanya waktu yang akan menjawab.(*)