banner 600x50

Makassar, katasulsel.com — Malam itu, Jumat, 9 November 2024, Hotel Harper Perintis Makassar disulap jadi arena adu gagasan. Tiga pasangan calon berdiri di panggung. Menghadap kamera, menghadap rakyat.

Sesaat sebelum lampu sorot menyala, mereka terlihat rapi dan stylish—gaya kasual yang sama seperti debat pertama dua pekan lalu. Tapi ada yang berbeda malam itu, terutama dari calon nomor urut tiga: HAMAS NA.

Mashur dan Nasiyanto—nama yang jadi sorotan. Gaya mereka rileks, senyum ringan. Ketika giliran tiba, Mashur tampil penuh percaya diri, seolah-olah panggung ini dibuat khusus untuknya.

Di segmen pertama, visi dan misi disampaikan. Waktu empat menit seolah tidak cukup, tapi Mashur menuntaskannya dengan elegan. Suara tenang, kalimat terukur. Visi mereka begitu luas, dan seakan menyentuh setiap lapisan Sidrap.

Program Macca: Pendidikan untuk Masa Depan

“Pendidikan adalah kunci,” Mashur membuka dengan tenang. HAMAS NA merencanakan renovasi besar-besaran untuk sekolah-sekolah yang rusak, menjadikannya tempat belajar yang layak dan nyaman.

“Teknologi akan jadi sarana belajar yang kita integrasikan,” lanjutnya, memaparkan rencana penyediaan sarana modern di seluruh sekolah.

Bukan hanya fisik sekolah yang diperbaiki, mereka juga janji beasiswa, dari SD hingga perguruan tinggi bagi siswa berprestasi dan kurang mampu.

Mario: Menjamin Harga Gabah dan Kesejahteraan Petani

Segmen selanjutnya, pertanian. “Gabah di Sidrap harus stabil. Kita pastikan harga yang pantas: Rp 6.500 sampai Rp 7.500 per kilogram,” kata Mashur, sorot matanya tajam.

Ini janji yang langsung menyentuh petani. Dia berbicara tentang ketersediaan pupuk, irigasi yang lancar, dan bagaimana Kecamatan Pitu Riawa serta Pitu Riase akan dikembangkan sebagai kawasan industri dan pariwisata berbasis buah-buahan.

Gagasan besar yang terdengar ambisius, namun dibalut nada optimis.

Madising: Meningkatkan Akses Kesehatan

Lalu datanglah topik kesehatan. Mereka janji tim monitoring kesehatan di tiap desa, plus pembangunan Rumah Sakit Regional. Mashur bicara soal akses kesehatan yang lebih terjangkau.

Dengan tambahan dokter dan tenaga medis di Puskesmas, program BPJS gratis bagi masyarakat kurang mampu pun jadi andalan mereka. “Kita ingin Sidrap sehat, Sidrap terlindungi,” tegasnya, senyum samar menghiasi wajahnya.

Infrastruktur dan Pariwisata: Danau Sidenreng akan Bersinar

Mashur kembali memukau di segmen infrastruktur. Menyebutkan perbaikan jalan desa dan pengembangan kawasan wisata di Danau Sidenreng, Mashur mengatakan, “Sidrap tak hanya jadi tempat tinggal, tetapi juga tujuan.”

Mimpi untuk menjadikan Danau Sidenreng destinasi wisata dan kawasan sejarah di Allakkuang, Massepe, hingga Amparita. Tak lupa, solusi untuk banjir di Pangkajene.

Mabbarakka dan Sidrap Berdaya: Sentuhan Keagamaan dan Pemberdayaan Ekonomi

Sentuhan humanis tercermin pada program Mabbarakka. Pemberian pengobatan gratis untuk imam desa dan perangkatnya, hingga umrah gratis.

“Mereka tulang punggung spiritual kita,” Mashur menegaskan. Program Sidrap Berdaya hadir untuk mendukung UMKM. “Kita bantu pengangguran, kita dukung UMKM,” tambah Nasiyanto.

Malebbi: Sosial Kemasyarakatan dan Penegakan Hukum

Segmen ini ditunggu banyak orang. Malebbi jadi satu program yang fokus pada sosial masyarakat.

Mashur dan Nasiyanto berjanji mengurangi penyakit sosial di Sidrap. Pemberantasan 4S (Sabung ayam, Narkoba, Perjudian, dan Pencurian) jadi target utama. “Kita ingin Sidrap aman,” katanya, dengan nada mantap.

Sidrap Menyala dengan Makessing: Menuju Pemerintahan Berkualitas

Dan terakhir, janji pemerintahan. HAMAS NA mengusung “Makessing,” pemerintahan yang jujur, transparan, dan beriman. Pajak murah dan pelayanan yang cepat dijanjikan, tak lupa pengadaan mobil shelter di area publik. Ini yang mereka sebut “Sidrap Menyala.”

Debat malam itu ditutup dengan keheningan sesaat, seolah memberi waktu pada penonton untuk mencerna visi besar HAMAS NA. Rakyat Sidrap menanti. Harapan telah dilempar. Kini, tinggal mereka yang harus memutuskan.(*)