banner 600x50

Hening. Tapi riuh. Ini pasti, tidak lama lagi masa tenang itu segera tiba

Oleh: Edy Basri., (Pemred Katasulsel.com)

DI TENGAH hari yang bergulir cepat menuju 27 November 2024, Sidrap mulai memasuki masa tenang.

Tepat tanggal 23 November 2024, fase itu akan tiba. Fase atau masa ‘tenang’ yang mengharuskan tanpa suara, tanpa sorak, dan tanpa janji.

Enam hari lagi, kampanye yang ramai saat ini akan berubah menjadi bisu. Lalu, 4 hari berikutnya, Sidrap akan menentukan masa depan. Ia akan memilih takdirnya.

Tiga Nama, Satu Pilihan

Masyarakat dihadapkan pada tiga nama besar:

Nomor urut 1: Muh Yusuf Dollah – Muh Datariansyah, pasangan dengan akronim unik, DOATA. Janji mereka adalah doa dan kerja nyata.

Nomor urut 2: Syaharuddin Alrif – Nur Kanaah, atau akrab disebut Sar Kanaah. Mereka membawa visi harmoni dan kesejahteraan.

Nomor urut 3: Mashur – Nasiyanto. Dalam HAMAS NA, ada narasi tentang perubahan dan keberanian.
Namun, kini semua narasi harus berhenti. KPU tegas: mulai 23 November, semua aktivitas kampanye dilarang.

Hening yang Penuh Makna

Masa tenang itu, bukan sekadar jeda. Ini adalah waktu untuk merenung. Warga Sidrap, dari petani di hamparan sawah hingga pedagang di pasar-pasar tradisional, diajak untuk merenungi masa depan.

Di balik keheningan, ada getar harapan. “Saya sudah tahu mau pilih siapa,” bisik seorang ibu di pasar. Di sudut lain, seorang pemuda berkata, “Masih pikir-pikir, yang penting mereka bisa buktikan janji.”

Pertarungan yang Belum Usai

Meski saat itu tak ada lagi baliho yang menyapa di tikungan jalan, tak ada lagi orasi yang membakar semangat di setiap titik, namun pertarungan sejatinya belum usai.

Para tim sukses mungkin telah menurunkan bendera, tetapi perjuangan mereka berpindah ke ranah yang lebih sunyi: hati dan pikiran para pemilih.

Apakah DOATA akan memimpin dengan kharismanya? Akankah Sar Kanaah merebut hati dengan ketenangan visi mereka? Atau HAMAS NA yang menggemakan perubahan akan menjadi pilihan?

27 November: Sidrap Menentukan

Sepuluh hari lagi, yakni 27 November 2024, suara rakyat akan menggema di bilik suara.

Di balik tirai, setiap warga Bumi Nene’ Mallomo ini akan membuat keputusan yang menggetarkan: sebuah pencoblosan yang akan mencatat sejarah baru Sidrap.

Pilihan Anda adalah masa depan Sidrap. Dalam diam masa tenang, pikirkan baik-baik. Karena pada akhirnya, Sidrap bukan milik pasangan calon. Bukan milik DOATA, Bukan pula milik SAR KANAAH dan HAMAS NA. Tapi, Sidrap adalah kita, rakyatnya. (*)