Makassar, katasulsel.com – Mendekati hari pencoblosan Pilkada atau Pilwali Makassar 2024, pasangan Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham (MULIA) kian mendominasi pemberitaan.
Berdasarkan survei terkini dari Indikator Politik Indonesia, pasangan nomor urut 01 ini unggul dengan perolehan 41,9 persen.
Namun, di balik angka tersebut, pengamat politik memperingatkan potensi perubahan dramatis yang bisa terjadi pada hari pencoblosan.
Laporan Survei yang Membingungkan Publik
Dua lembaga survei ternama, Indikator dan LSI Denny JA, menunjukkan hasil yang berbeda signifikan meski menggunakan metodologi yang sama.
Indikator menempatkan MULIA dengan elektabilitas 41,9 persen, jauh di atas pasangan lain. Di sisi lain, LSI memberikan gambaran berbeda, dengan pasangan Andi Seto-Rezki Mulfiati (SEHATI) memperoleh 29 persen, lebih tinggi dari angka yang dirilis Indikator.
“Perbedaan angka hingga dua kali lipat margin of error ini tidak lazim.
Bersambung…
Publik pantas mempertanyakan keakuratan metode pengambilan data kedua lembaga tersebut,” ujar Andi Ali Armunanto, pengamat politik Universitas Hasanuddin.
Faktor yang Mendorong Dominasi MULIA
Keunggulan Munafri Arifuddin tidak terlepas dari rekam jejaknya sebagai sosok yang dikenal luas di Makassar.
Dua kali maju dalam Pilwalkot sebelumnya, ditambah perannya sebagai mantan pemimpin PSM Makassar, membuat popularitasnya sulit disaingi.
Selain itu, dukungan dari Ilham Arief Sirajuddin, mantan Wali Kota Makassar yang juga suami Aliyah, menjadi kekuatan besar di balik kampanye pasangan ini.
Tagline “Wattunnami” (sudah waktunya) yang digunakan pasangan MULIA juga dinilai berhasil membangun narasi kuat bahwa inilah momen Munafri untuk memimpin Makassar.
Blunder Bisa Mengubah Hasil
Namun, kemenangan MULIA belum sepenuhnya aman. Rizal Pauzi, pengamat politik, mengingatkan bahwa angka migrasi suara di Kota Makassar masih tinggi, mencapai 20 persen.
“Pemilih pragmatis sangat berpotensi mengubah peta politik di hari pencoblosan. Kesalahan strategi atau blunder selama masa tenang bisa berakibat fatal,” kata Rizal.
Selain itu, laporan tentang dugaan survei dilakukan di basis pendukung masing-masing pasangan semakin memanaskan suasana.
Bersambung…
Jika benar, hasil survei ini bukan hanya membingungkan, tetapi juga berpotensi memengaruhi persepsi publik secara tidak adil.
Dukungan Elite Politik dan Strategi Akhir
Partai Demokrat dan Perindo mengerahkan seluruh sumber daya untuk memenangkan MULIA. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) secara langsung menginstruksikan kadernya untuk “all out.”
Sekjen Perindo, Andi Yuslim Patawari, juga turun langsung memimpin kampanye akbar pasangan MULIA, memberikan motivasi kepada kader-kadernya.
“Kami yakin, dengan kerja keras ini, pasangan MULIA adalah pilihan terbaik untuk Makassar,” ujar Yuslim.
Hari Penentuan yang Menegangkan
Dengan selisih elektabilitas yang cukup besar di sebagian survei, Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham menjadi kandidat terdepan untuk memenangkan Pilwali Makassar 2024.
Namun, sejarah politik menunjukkan bahwa kejutan di TPS selalu mungkin terjadi.
Mampukah pasangan MULIA mempertahankan keunggulan mereka hingga hari pencoblosan? Atau justru ada pergeseran signifikan yang mengubah arah Pilwali Makassar?
Jawaban itu hanya akan terungkap pada 27 November mendatang. Pantau terus berita Pilkada Makassar hanya di sini (*)
Tinggalkan Balasan