Solok Selatan, Katasulsel.com – Dunia kepolisian di Solok Selatan terguncang oleh tragedi yang tak terduga. AKP Riyanto Ulil Anshar, Kasat Reskrim yang dikenal berprestasi, ditemukan tewas setelah ditembak oleh rekannya sesama perwira polisi, AKP Dadang Iskandar, Kabag Ops Polres Solok Selatan.
Kejadian ini terjadi di dalam ruang Reskrim Polres, yang membuat banyak pihak bertanya-tanya: apa yang sebenarnya terjadi di balik aksi brutal tersebut?
Penembakan yang terjadi di kantor polisi ini mengejutkan seluruh jajaran kepolisian dan masyarakat luas. Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa insiden ini bermula dari ketegangan yang terjadi antara kedua perwira, yang diduga berhubungan dengan penangkapan seorang pelaku tambang ilegal di wilayah Solok Selatan.
Kronologi Tragis: Dari Ketegangan hingga Tembakan Maut
Menurut saksi mata, ketegangan antara AKP Riyanto dan AKP Dadang mulai memuncak setelah sebuah percakapan telepon yang dilakukan keduanya. Meski isi percakapan tersebut masih dirahasiakan, banyak yang menduga bahwa masalah ini berkaitan dengan kebijakan dalam penanganan kasus tambang ilegal.
Tak lama setelahnya, terdengar suara tembakan yang mengguncang kantor Polres Solok Selatan, dan ketika petugas bergegas keluar, mereka menemukan AKP Riyanto tergeletak tak bernyawa akibat tembakan dari rekan kerjanya.
Profil Sang Korban: Polisi Berprestasi yang Tiba-tiba Terenggut Nyawanya
AKP Riyanto Ulil Anshar dikenal luas sebagai perwira muda yang berprestasi. Lulusan AKPOL 2012 ini sebelumnya bertugas di berbagai posisi strategis, termasuk sebagai Kasat Narkoba Polres Magelang dan Kapolsek Madukara di Banjarnegara.

Rekan-rekannya menggambarkan Riyanto sebagai sosok tegas namun penuh empati, yang selalu berupaya keras dalam menjalankan tugasnya.
Mengungkap Misteri: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Saat ini, kasus ini sedang dalam penyelidikan mendalam oleh Polda Sumatera Barat. Meski dugaan sementara mengarah pada perbedaan pendapat antara kedua perwira, motif pasti penembakan ini masih diselimuti kabut misteri.
Polda Sumbar berjanji untuk mengungkap kebenaran di balik kejadian ini dengan transparan dan profesional.
Duka Mendalam, Harapan untuk Keadilan
Kepergian AKP Riyanto membawa duka mendalam tidak hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi rekan sejawatnya yang kehilangan sosok pemimpin yang berdedikasi. Kematian tragis ini menyisakan pertanyaan besar: bagaimana konflik internal semacam ini bisa terjadi di dalam institusi kepolisian?
Publik kini menanti penyelesaian kasus ini dengan harapan agar keadilan dapat ditegakkan. Tragedi ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya evaluasi internal di tubuh Polri, terutama dalam menangani konflik antaranggota, untuk menjaga profesionalisme dan kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum. (*)