banner 600x50

Bone, katasulsel.com – Malam itu, 31 Desember 2024, di ujung tahun yang seharusnya penuh harap, suara dentuman merobek langit Desa Patukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja.

Seorang advokat, Rudi S. Gani, terkapar. Peluru menembus wajahnya. Kabar ini menyebar bak api di ladang ilalang, memicu kegelisahan di seluruh Bone.

Kematian Rudi bukan sekadar tragedi, tapi juga misteri yang pekat. Siapa pelaku? Apa motifnya?

Bone kini dirundung tanda tanya. Di kalangan advokat, kejadian ini seperti tamparan keras. Mereka merasa kehilangan seorang rekan sekaligus bertanya-tanya, apakah ini ancaman terselubung bagi profesi mereka?

“Percayakan kepada kami,” ujar Kapolres Bone, AKBP Erwin Syah, dengan suara tegas dihadapan para advokat, rekan seprofesi korban.

ADVERTORIAL

Advertorial: UNIPOL

Mantan Kapolres Sidrap itu berjanji kasus ini tidak akan menjadi sekadar catatan hitam di arsip polisi. Tim gabungan Polres Bone dan Resmob Polda Sulsel kini berpacu dengan waktu.

Tim kepolisian seperti serigala dalam kegelapan, mencium jejak pelaku di setiap sudut desa.

“Kami tidak akan berhenti sebelum pelaku ditangkap,” tambah Erwin, sangat meyakinkan. Sebuah janji yang membakar harapan masyarakat Bone akan terwujudnya keadilan.

Namun, di tengah penyelidikan, masyarakat Bone diimbau tetap tenang. “Kami memahami keresahan masyarakat. Kami butuh kepercayaan penuh untuk mengungkap kebenaran,” kata Kapolres.

Di tengah duka, solidaritas advokat menguat. Jisman, S.H., salah satu tokoh advokat di Bone, menyampaikan dukungan penuh kepada kepolisian.

“Kami percaya pada profesionalitas Polres Bone. Semoga kebenaran segera terungkap,” ungkapnya.

Bagi mereka, Rudi adalah simbol perjuangan hukum. “Ini bukan sekadar kehilangan seorang teman, tapi juga simbol harapan yang direnggut dengan cara keji,” tambahnya.

Kematian Rudi adalah luka, tapi juga lonceng peringatan. Di desa kecil yang kini menjadi sorotan, harapan masyarakat bertumpu pada langkah tegas pihak kepolisian.

Bone sedang menunggu jawaban. Akankah peluru yang merenggut nyawa Rudi S. Gani membawa pesan gelap, atau justru membuka tabir keadilan yang selama ini tersembunyi? (*)