banner 600x50

Sidrap, katasulsel.com — Universitas Muhammadiyah Sidrap (UMS) Rappang, terus memperkuat posisinya sebagai motor penggerak pendidikan tinggi berbasis kolaborasi dan inovasi.

Dengan mengadopsi pendekatan Pentahelix, UMS Rappang mengintegrasikan sinergi antara akademisi, pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan media untuk mencapai delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang diamanatkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Dipimpin oleh Rektor Prof. Dr. H. Jamaluddin Ahmad, S.Sos., M.Si., kampus ini menjadikan Program Kampus Merdeka sebagai inti dari transformasi akademiknya.

“Kami tidak hanya ingin melahirkan lulusan yang cerdas secara intelektual, tetapi juga adaptif dan relevan di panggung global,” ujar Prof. Jamaluddin dalam konferensi pers di kampusnya, Selasa, 7 Januari 2024.

Dalam program ini, UMS Rappang aktif menjalin kerja sama dengan berbagai sektor. Termasuk insan pers di Bumi Nene Mallomo ini.

ADVERTORIAL

Advertorial: UNIPOL

Misalnya saja, kemitraan dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan kebijakan berbasis data, serta kolaborasi dengan dunia usaha untuk memfasilitasi mahasiswa dalam program magang dan studi kasus.

“Sinergi ini memastikan mahasiswa kami tidak hanya belajar dari buku tetapi juga dari realitas yang ada,” jelasnya.

UMS juga mengajak masyarakat setempat untuk berperan sebagai mitra dalam pengembangan riset aplikatif yang mampu memberikan dampak langsung. Di sisi lain, media digunakan sebagai alat komunikasi strategis untuk menyebarluaskan ide-ide inovatif yang dihasilkan kampus.

Sebagai bagian dari upaya internasionalisasi, UMS Rappang gencar membangun jejaring global. Kampus ini telah menandatangani nota kesepahaman dengan beberapa lembaga pendidikan luar negeri, membuka peluang pertukaran pelajar dan dosen.

“Kami mempersiapkan mahasiswa kami untuk menjadi warga dunia, bukan hanya pelaku lokal,” tambah Prof. Jamaluddin.

Bersambung…

Pendekatan ini sejalan dengan prinsip dasar Pentahelix, di mana pendidikan tidak lagi menjadi domain eksklusif akademisi, tetapi sebuah ekosistem inklusif yang melibatkan semua pemangku kepentingan.

Dalam implementasinya, dosen di UMS Rappang didorong untuk menghasilkan karya yang memiliki dampak langsung pada masyarakat. Dari program pemberdayaan ekonomi lokal hingga pelatihan berbasis teknologi, kampus ini terus mendorong perubahan positif yang nyata.

“Kami ingin memastikan ilmu yang ditanamkan tidak hanya tumbuh di ruang kuliah tetapi juga berbuah di tengah masyarakat,” ungkapnya penuh semangat.

UMS Rappang tak sekadar membangun reputasi, tetapi juga merancang masa depan yang lebih baik melalui inovasi pendidikan. Dengan pendekatan Pentahelix, kampus ini membuktikan bahwa transformasi pendidikan tidak harus dimulai dari kota besar.

Think globally, act locally. Berpikir global, bertindak lokal. Saya yakin bahwa di tangan generasi muda Sidrap, Indonesia akan memiliki pilar-pilar baru untuk bersaing di tingkat global,” tutupnya optimis.

Kini, UMS Rappang ibarat lokomotif yang terus bergerak maju, membawa harapan baru bagi dunia pendidikan Indonesia. Di tengah arus perubahan global, mereka menjadi bukti bahwa kolaborasi adalah kunci keberhasilan dalam menjawab tantangan zaman. (*)