banner 600x50

Makassar, katasulsel.com — Partai NasDem Sulawesi Selatan tengah berada di puncak kejayaan politik.

Setelah sukses besar di pemilu dan mencatatkan kemenangan gemilang dalam Pilgub 2024, mereka seperti sedang mempersiapkan “pesta” besar. Namun, di balik hingar-bingar kemenangan itu, awan gelap rumor mulai menggelayut.

Isu panas berembus bahwa dua pentolan NasDem Sulsel, Rusdi Masse (RMS) dan istrinya, Fatmawati Rusdi, sedang mempertimbangkan hengkang ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Jika benar terjadi, ini ibarat kapal besar yang mendadak dihantam gelombang.

Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) NasDem Sulsel, Tobo Haeruddin, mencoba meredakan suasana.

ADVERTORIAL

Advertorial: UNIPOL

Ia menyebut rumor itu hanya sekadar opini warung kopi. “Namanya juga sesama partai koalisi, wajar kalau dianggap dekat. Tapi ini tidak lebih dari spekulasi belaka,” ujar Tobo.

Namun, fakta bahwa NasDem dan PSI punya hubungan erat dalam Pilgub Sulsel membuat desas-desus ini sulit diabaikan.

Apalagi kedekatan antara Rusdi Masse dan Kaesang Pangarep, Ketua Umum PSI, sudah menjadi rahasia umum.

Di bawah kepemimpinan RMS, NasDem Sulsel mencatatkan sejarah. Dengan 17 kursi di DPRD provinsi dan 142 kursi di DPRD kabupaten/kota, mereka memimpin parlemen lokal.

Tidak hanya itu, lima kader mereka berhasil melenggang ke Senayan.

Bersambung ….

Fatmawati Rusdi, yang menjadi wakil gubernur perempuan pertama Sulsel, juga membawa kebanggaan tersendiri.

Kemenangannya bersama Andi Sudirman Sulaiman adalah bukti bahwa NasDem berada di puncak gelombang politik.

Ketua NasDem Kota Makassar, Andi Rachmatika Dewi, menegaskan bahwa isu ini hanyalah angin lalu.

“Kader NasDem tetap solid. Kami tidak akan tergoyahkan oleh isu-isu tak berdasar,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua PSI Sulsel, Muhammad Surya, menanggapi rumor ini dengan santai.

“Kami malah ketawa-ketawa dengar isu itu. Kalau ada apa-apa, saya pasti duluan yang tahu,” kata Surya, sambil mengakui kedekatan PSI dengan NasDem selama Pilgub.

Pengamat politik Asratillah menilai, jika RMS benar-benar pindah ke PSI, itu akan menjadi langkah yang penuh risiko.

“Rusdi punya kapasitas besar, tapi PSI belum tentu mampu menjadi kendaraan politik yang efektif seperti NasDem,” ujarnya.

Keputusan semacam ini, lanjutnya, bisa saja memengaruhi dinamika politik di Sulsel, tapi belum tentu berdampak secara nasional.

“PSI bisa besar di Sulsel, tapi untuk tingkat nasional, ini masih tanda tanya besar,” tambah Asratillah.

Fatmawati Rusdi adalah sosok yang mencatatkan sejarah sebagai pemimpin perempuan pertama di Sulsel.

Dengan program-programnya yang fokus pada pemberdayaan perempuan, kesehatan, dan pendidikan, ia menjadi simbol kesetaraan gender di dunia politik.

Namun, isu kepindahannya ke PSI bisa menjadi pukulan telak bagi NasDem. “Kami siap menjalankan amanah rakyat.

Bersambung ….

Fokus kami adalah membangun Sulsel yang maju dan berkarakter,” tegas Fatmawati.

Di tengah gempita kemenangan, NasDem Sulsel kini diuji. Rumor RMS dan Fatmawati ke PSI menjadi peringatan bahwa politik selalu penuh kejutan.

Apa pun yang terjadi, langkah mereka akan menentukan arah politik Sulsel di masa depan.

Layaknya catur, satu langkah salah bisa mengubah permainan. Apakah ini hanya strategi atau pertanda badai? Waktu yang akan menjawabnya.(*)