Jakarta, katasulsel.com – FC Twente kembali menunjukkan mentalitas baja dalam laga playoff Liga Europa melawan Bodo/Glimt.
Bermain di kandang sendiri, De Grolsch Veste, Jumat (14/2/2025) dini hari WIB, The Tukkers berhasil meraih kemenangan tipis 2-1 yang penuh drama hingga detik-detik terakhir.
Pertandingan ini menjadi panggung istimewa bagi Mees Hilgers, bek andalan Timnas Indonesia.
Setelah sempat absen akibat cedera, Hilgers kembali mengisi starting XI dan memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga lini pertahanan Twente.
Seolah menjadi “tembok Berlin” di barisan belakang, Hilgers membantu timnya meredam serangan-serangan berbahaya dari wakil Norwegia tersebut.
Twente langsung tancap gas sejak peluit awal berbunyi. Baru beberapa menit berjalan, Sayfallah Ltaief mencuri perhatian dengan gol cepatnya di menit awal.
Memanfaatkan umpan matang dari Michel Vlap, Ltaief dengan tenang mengoyak jala gawang Bodo/Glimt, membuat skor berubah menjadi 1-0. Gol ini menjadi “kick-off sempurna” bagi Twente yang bermain solid sepanjang babak pertama.
Di sisi lain, Bodo/Glimt tampak kesulitan menemukan ritme permainan mereka. Upaya serangan yang digalang Patrick Berg dan kawan-kawan kerap kandas sebelum memasuki kotak penalti Twente. Hingga turun minum, skor tetap bertahan 1-0 untuk keunggulan tuan rumah.
Memasuki babak kedua, intensitas permainan semakin meningkat. Bodo/Glimt mulai menunjukkan taringnya dan mencoba mendominasi penguasaan bola. Namun, lini belakang Twente yang dikomandoi oleh Mees Hilgers tetap tampil disiplin, bak barisan pertahanan “catenaccio” ala Italia.
Bersambung…
Namun, sepak bola adalah permainan yang penuh kejutan. Di tengah dominasi Twente, Patrick Berg tiba-tiba mencuri momen emas.
Pada menit ke-73, gelandang Norwegia itu melepaskan tembakan keras kaki kanan yang tak mampu dijangkau Lars Unnerstall. Skor pun berubah menjadi 1-1, membuat suasana stadion mendadak hening sejenak.
Ketika laga tampaknya akan berakhir imbang, drama tak terduga terjadi di masa injury time.
Sebuah handball yang dilakukan Jostein Gundersen di kotak penalti Bodo/Glimt memaksa wasit menunjuk titik putih. Situasi ini menjadi momen krusial bagi Ricky van Wolfswinkel, striker veteran Twente, untuk membuktikan ketenangannya.
Dengan penuh percaya diri, Wolfswinkel melangkah maju dan mengeksekusi penalti dengan sempurna pada menit ke-90+5. Bola meluncur deras ke sudut kiri gawang tanpa bisa dijangkau kiper Nikita Haykin. Gol ini disambut sorakan gemuruh dari para suporter The Tukkers yang memadati stadion.
Kemenangan 2-1 ini menjadi modal berharga bagi FC Twente untuk menghadapi leg kedua di Aspmyra Stadion, markas Bodo/Glimt di Norwegia, pada 21 Februari mendatang. Meski demikian, pelatih Ron Jans menegaskan bahwa timnya harus tetap waspada karena laga tandang di Eropa selalu penuh dengan tantangan.
Pertandingan ini ibarat duel catur di atas lapangan hijau. Setiap gerakan pemain adalah bidak yang harus ditempatkan dengan presisi tinggi.
Twente bermain seperti grandmaster yang sabar menunggu celah untuk melancarkan “skakmat,” sementara Bodo/Glimt berusaha keras mencari celah untuk membalikkan keadaan. Pada akhirnya, penalti di masa injury time menjadi langkah terakhir yang menentukan kemenangan bagi tuan rumah.
Bersambung…
Dengan hasil ini, FC Twente terus menjaga asa untuk melangkah lebih jauh di Liga Europa. Perjuangan mereka belum usai, namun kemenangan dramatis ini sudah cukup untuk membakar semangat para pemain dan pendukung setia mereka.
Susunan Pemain:
FC Twente:
Lars Unnerstall; Gustaf Lagerbielke, Mees Hilgers, Bas Kuipers, Bart van Rooij; Sem Steijn, Michal Sadilek, Michel Vlap; Ricky van Wolfswinkel, Sayfallah Ltaief, Daan Rots.
Bodo/Glimt:
Nikita Haykin; Jostein Gundersen, Villads Nielsen, Fredrik Andre Bjorkan, Fredrik Sjovold; Patrick Berg, Ulrik Saltnes, Hakon Evjen; Kasper Waarst Hogh, Jens Hauge, Ole Didrik Blomberg.