Konawe

Konawe dan Konawe Utara: Hujan Ringan Berpotensi Menghampiri Minggu Ini

Cuaca hujan ringan

Konawe, katasulsel.com Langit di atas Konawe dan Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, tengah memasuki fase transisi yang menarik dalam siklus meteorologi regional.

Berdasarkan pemutakhiran data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kedua wilayah tersebut diprediksi akan mengalami hujan ringan yang bersifat lokal dan sporadis pada Minggu, 11 Mei 2025.

Fenomena ini bukan sekadar kejadian biasa. Menurut para ahli, kondisi atmosfer yang memicu hujan tersebut disebabkan oleh interaksi kompleks antara pelemahan monsun Asia dan penguatan monsun Australia.

Kolaborasi dua sistem monsun ini menciptakan zona konvergensi yang mendukung terbentuknya awan-awan konvektif — awan tinggi yang membawa potensi presipitasi.

Tak hanya itu, kehadiran gelombang Rossby Ekuator — sebuah pola osilasi atmosferik skala besar yang lazim ditemukan di wilayah tropis — turut memperkuat peluang terjadinya hujan, meskipun dengan intensitas ringan.

“Konawe dan Konawe Utara berada dalam zona yang cukup aktif secara atmosferik saat ini. Gelombang atmosfer seperti Rossby menjadi trigger pembentukan awan hujan, terutama pada sore hingga malam hari,” ujar seorang analis cuaca BMKG Sultra.

Secara praktis, BMKG memperkirakan hujan ringan akan mengguyur sejumlah kecamatan di kedua wilayah, dengan sebaran yang tidak merata.

Fenomena ini mencerminkan anomali klimatologis yang biasa muncul di masa transisi antara musim hujan dan musim kemarau — sebuah fase yang dalam istilah klimatologi disebut sebagai masa pancaroba.

Pancaroba ditandai oleh fluktuasi suhu yang lebih tinggi, kelembapan yang cenderung menurun, namun tetap menyisakan peluang presipitasi akibat meningkatnya instabilitas atmosfer. Dalam kondisi ini, angin kencang, petir lokal, atau bahkan hujan deras dalam durasi singkat masih berpotensi terjadi.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan bersikap antisipatif terhadap perubahan cuaca mendadak. Beberapa tindakan preventif yang disarankan antara lain:

  • Menghindari parkir kendaraan di bawah pohon tua.
  • Menunda aktivitas luar ruang saat langit menunjukkan tanda-tanda pembentukan awan cumulonimbus.
  • Mengikuti update prakiraan cuaca harian melalui kanal resmi BMKG.

“Masyarakat perlu menyadari bahwa cuaca tropis tidak selalu dapat diprediksi secara absolut. Namun dengan memahami dinamika atmosfer, kita bisa lebih siap dan tanggap terhadap risiko yang mungkin terjadi,” lanjut analis BMKG tersebut. (awis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup
Exit mobile version