Bone dan Sidrap Berlomba Jadi Lumbung Pangan Sulsel, Produksi Melejit Tajam di 2025
Makassar, Katasulsel.com — Peta pertanian Sulawesi Selatan bergeser dinamis pada tahun 2025. Kabupaten Bone dan Sidrap tampil sebagai dua kutub produksi pangan paling progresif, mencatatkan lompatan signifikan dalam produksi Gabah Kering Giling (GKG) dan beras sepanjang Januari–April 2025.
Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Bone mencatatkan rekor tertinggi dengan produksi GKG mencapai 319.272 ton, sementara produksi berasnya menembus angka 183.210 ton — melonjak drastis dari 67.077 ton pada periode yang sama tahun lalu.
Namun, jangan anggap enteng Sidrap. Kabupaten yang selama ini dikenal sebagai jantung pertanian Sulsel itu juga menunjukkan tren akseleratif. Produksi beras Sidrap naik dari 100.095 ton (2024) menjadi 131.597 ton di awal 2025. Sebuah peningkatan yang tidak bisa diabaikan dalam lanskap ketahanan pangan daerah.
IP 300: Ambisi Sidrap Menjadi Yang Tertinggi
Di bawah kepemimpinan Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif, daerah ini tengah menggenjot penerapan sistem Indeks Pertanaman (IP) 300, yakni pola tanam tiga kali setahun. Ini adalah strategi intensifikasi berbasis efisiensi lahan dan kalender tanam nasional.
“Kami tidak ingin sekadar mempertahankan reputasi, tapi juga mengejar predikat tertinggi. Dengan IP 300, Sidrap menatap masa depan sebagai sentral pangan Sulawesi Selatan bahkan nasional,” tegas Bupati Syahar.
Penerapan IP 300 mensyaratkan ketersediaan air irigasi yang stabil, varietas unggul berumur pendek, serta kesiapan tenaga kerja tani. Langkah ini mencerminkan keberanian Pemkab Sidrap mengadopsi high input-high output system berbasis riset dan teknologi.
Bone: Bukti Nyata Sinergi Hulu-Hilir
Sementara itu, Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman menyebut capaian kabupatennya sebagai bukti bahwa strategi from farm to market benar-benar terimplementasi dengan baik.
“Ini bukan hanya capaian Bone, ini adalah benchmark baru bagi Sulsel. Kita membuktikan bahwa pendekatan kebijakan pertanian yang menyeluruh – dari ketersediaan pupuk, infrastruktur, hingga pemasaran – bisa memberi hasil luar biasa,” kata Bupati Asman.
Sebagai adik kandung Menteri Pertanian RI, H. Andi Amran Sulaiman, ia menegaskan bahwa keberhasilan Bone sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam memperkuat kedaulatan pangan berbasis daerah.
Pertanian, Pijakan Ekonomi dan Stabilitas Sosial
BPS mencatat bahwa sektor pertanian menyerap 28,54 persen dari total tenaga kerja nasional. Bahkan, antara Agustus 2024 hingga Februari 2025, tercatat tambahan 850 ribu tenaga kerja terserap ke sektor ini — tertinggi dibanding sektor lain.

Kehadiran Bone dan Sidrap sebagai pemain utama pertanian Sulsel tidak hanya memperkuat daya tahan pangan regional, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal berbasis petani dan UMKM agribisnis.
Kolaborasi Dua Raksasa Agraria
Meski terlihat berkompetisi, Bone dan Sidrap sejatinya sedang menggerakkan roda pertanian Sulsel secara sinergis. Keduanya kini menjadi role model dalam penerapan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), modernisasi alat dan mesin pertanian (alsintan), serta penguatan kelembagaan petani.
Bupati Asman menyampaikan apresiasi atas kerja keras semua pihak:
“Terima kasih kepada para petani, penyuluh, dan pelaku agrikultur. Inilah bukti bahwa semangat gotong royong dan inovasi lokal bisa menghasilkan capaian luar biasa.”
Senada, Bupati Syahar juga menyampaikan optimisme tinggi atas masa depan pertanian Sidrap:
“Kami akan terus dorong produktivitas. IP 300 bukan sekadar angka, tapi cita-cita besar untuk menjadikan Sidrap sebagai kekuatan pangan nasional.” (*)
Editor: Edy Basri I Reporter: Zulkarnaen