Anak-anak Asal Bulukumba Kedapatan Polisi Lalu Lintas di Makassar Boncengan Tiga, Simak Yang Terjadi Berikutnya..
Di tengah hiruk-pikuk Kota Makassar yang padat kendaraan, cerita manis tentang pendekatan polisi terhadap generasi muda justru mencuri perhatian.
Oleh: Edy Basri
TIGA anak di bawah umur dari Kabupaten Bulukumba yang kedapatan melanggar aturan lalu lintas, bukan berakhir dengan sanksi keras atau denda, melainkan dengan sentuhan pembinaan yang penuh empati dan kehangatan.
Ketiganya, yang diketahui berboncengan tiga tanpa mengenakan helm saat melintas di Jalan AP. Pettarani, diamankan oleh petugas Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sulawesi Selatan saat melakukan pengaturan lalu lintas pagi hari.
Keselamatan mereka menjadi perhatian utama petugas, bukan sekadar penegakan hukum yang kaku.
Alih-alih langsung memberi hukuman administratif, ketiga anak ini dibawa ke kantor Ditlantas Polda Sulsel, di mana mereka berjumpa langsung dengan Kombes Pol. Karsiman, S.I.K., M.M., Dirlantas yang dikenal dengan pendekatan humanisnya.
Di Masjid Ma’ruf yang terletak di lingkungan kantor, suasana keakraban pun tercipta.
Lebih dari itu, Kombes Karsiman mengajak mereka makan siang bersama di ruang kerjanya, sebuah momen hangat yang mengubah paradigma penindakan menjadi pembinaan dan edukasi.

Melalui dialog dan kebersamaan, anak-anak ini diajak memahami esensi keselamatan berkendara, bukan sekadar aturan yang harus ditaati.
“Kami tidak sekadar menindak, tapi juga mendidik. Anak-anak ini adalah aset bangsa yang harus dilindungi dan dibimbing,” ujar Kombes Karsiman dengan nada penuh harap.
Ia menegaskan bahwa pendekatan persuasif ini merupakan langkah strategis menanamkan kesadaran berlalu lintas sejak dini, agar mereka tumbuh menjadi pengendara yang bertanggung jawab.
Kisah ini sekaligus menjadi pengingat bagi orang tua untuk lebih memantau dan mengawasi aktivitas anak-anaknya, khususnya saat berkendara.
Kepedulian polisi yang tidak hanya berhenti pada penegakan hukum, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan, menunjukkan bahwa pengayoman adalah inti dari tugas mereka.
Dalam situasi yang sering kali sarat dengan ketegangan dan konflik, tindakan Ditlantas Polda Sulsel ini menjadi contoh nyata bagaimana hukum dan kasih sayang dapat berjalan beriringan, menciptakan suasana damai dan harmonis di jalan raya. (*)