Daging dan Telur Merangkak Naik di Sidrap
Sidrap, Katasulsel.com – Udara pagi di Pasar Sentral Rappang, Jumat, 23 Mei 2025, terasa biasa.
Lalu lalang pembeli, tumpukan sayur, riuh tawar-menawar. Tapi di balik suasana yang tampak stabil, ada aroma perubahan dari balik etalase—harga daging dan telur mulai menanjak.
Menjelang Idul Adha, memang selalu begitu. Permintaan naik, harga ikut terdorong. Kenaikan kali ini terasa jelas. Hampir di semua pasar di Sidrap, harga daging sapi kini tembus Rp 130 ribu per kilogram.
Telur ayam pun tak mau kalah—naik ke angka Rp 50 ribu per rak. Telur bebek dan kampung? Sudah lebih dulu melesat, menyentuh Rp 60 ribu dan Rp 55 ribu.
Masyarakat mengeluh, tapi tetap membeli. Karena inilah masanya. Momen tahunan yang sudah jadi pola. Bagi penjual, ini waktu panen. Tapi bagi pembeli, inilah saat paling cermat mengatur dompet.
Seorang ibu rumah tangga yang tengah memilih telur berbisik, “Biasanya seminggu sebelum lebaran haji memang mulai naik. Tapi tahun ini, rasanya lebih cepat.”
Tak hanya telur dan daging. Minyak goreng kemasan, gula, sampai tepung pun masih bertahan di harga stabil, tapi dengan catatan “belum naik”—sebuah sinyal diam-diam yang membuat para ibu waspada.
Cabai, bawang, dan tomat? Masih bersahabat. Cabai merah keriting dan rawit dijual rata-rata Rp 35 ribu per kilo. Tomat malah murah, cuma Rp 5 ribu per kilo. Tapi siapa tahu besok?
Para pedagang sendiri mengaku belum bisa menebak kapan harga akan benar-benar melonjak.
“Kadang tergantung pasokan. Kalau dari Makassar terlambat, bisa langsung berubah semua,” ujar salah satu pedagang ayam potong.
Meskipun begitu, suasana pasar tetap ramai. Tak ada kepanikan, tak ada antrean panjang. Hanya percakapan tenang tentang harga, sesekali diselipi tawa kecil, dan harapan agar harga tetap bersahabat sampai hari raya tiba.
Karena lebaran bukan cuma tentang kurban, tapi juga soal dapur yang tetap mengepul dan keluarga yang tetap bisa menikmati sajian terbaik—meski harga sedikit berubah. (tanto)
Tinggalkan Balasan
