Risky Ditemukan Tak Bernyawa di Sungai Wala-Sidrap, Furqan Masih Dicari

Perbesar

Sidrap, katasulsel.com – Pukul 19.30 Wita, Selasa malam. Tangis pecah di tepi Sungai Wala.

Risky—salah satu dari dua bocah yang hilang sejak sore—akhirnya ditemukan. Tapi dalam keadaan tak bernyawa.

Tubuh mungilnya tersangkut di semak pinggir sungai, setelah berjam-jam hanyut bersama arus.

Polisi Tangkap Pencuri Laptop dan Speaker di Sidrap 

31/05/2025

Ia baru dua tahun. Usia yang belum sempat mengenal arti takut. Atau cara menyelamatkan diri.

Sore sebelumnya, 27 Mei 2025, Kelurahan Wala di Kecamatan Maritenggae, Sidrap, dihentak kabar hilangnya dua balita.

Risky dan Furqan. Sama-sama dua tahun. Sama-sama terakhir terlihat bermain di pinggiran Sungai Wala.

Diam Tapi Pasti: Polsek Panca Rijang Bersama Resmob Polres Sidrap Tangkap Pencuri Elektronik

31/05/2025

Air sedang tinggi. Arus deras. Tapi dunia anak-anak tak kenal itu.
Mereka hanya tahu bermain. Lari-lari kecil. Tertawa.
Lalu… hilang.

Beberapa warga mengaku sempat melihat mereka. Tapi tak ada yang menyangka, itu adalah momen terakhir. Sunyi pun turun lebih dulu dari senja.

Andi Surya, Camat Maritenggae dan Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, langsung bergerak. Tak lama, tiba di lokasi.

“Koordinasi cepat kami lakukan. Penelusuran langsung dimulai bersama tim dan warga,” ucap Bupati

Malam belum mengusir harap. Tim BPBD Sidrap, TRC-PB, Babinsa, Bhabinkamtibmas, aparat desa, dan para relawan—semuanya turun tangan.
Menyisir sungai. Menerobos arus. Membelah gelap.

Dan pada pukul 19.30 Wita, Risky ditemukan.
Diam. Basah. Tak bersuara.
Diangkat pelan. Dipeluk air untuk terakhir kalinya.

Satu lagi, Furqan, belum ditemukan.

Ini bukan sekadar duka. Ini alarm yang meraung di antara deras air.

Sungai memang tempat bermain yang alami. Tapi arus tak mengenal usia.
Tak peduli bahwa yang berdiri di tepinya baru dua tahun dan belum tahu bahaya.

Musim hujan. Air naik.
Dan yang dibutuhkan anak-anak adalah pengawasan. Bukan sekadar doa.

Wala malam itu, jadi ruang sunyi. Tapi juga ruang harap.
Doa-doa lirih menggantung di udara.
Untuk Furqan. Untuk keajaiban berikutnya.

Semoga ia juga segera ditemukan.

(*)

Editor: Edy Basri – Reporter: Awis, Anto, Omti