Sore Itu Biasa Saja—Hingga Dua Anak di Sidrap Hilang di Sungai, Bupati Turun Tangan
Sidrap, katasulsel.com – Selasa sore itu, 27 Mei 2025, langit belum sempat gelap. Tapi kabar duka sudah lebih dulu menyelimuti Kelurahan Wala, Kecamatan Maritenggae, Sidrap.
Dua balita. Furqan dan Risky. Masing-masing baru dua tahun.
Masih usia mengeja nama sendiri. Masih masa memeluk boneka lebih erat daripada dunia.
Mereka terlihat terakhir kali bermain di pinggiran Sungai Wala.
Arus sedang deras-derasnya. Tapi mungkin mereka tak tahu apa itu deras. Tak paham mana batas antara bermain dan bahaya.
Beberapa warga sempat melihat mereka. Lari-lari kecil di tepi air. Tertawa. Mungkin saling berteriak kecil.
Lalu, sekejap saja. Sunyi.
Furqan dan Risky hilang. Diduga kuat hanyut terbawa arus sungai.
Camat Maritenggae, Andi Surya, menerima kabar itu hanya berselang menit. Begitu pun dengan Bupati Syaharuddin Alrif. Keduanya, langsung turun ke lokasi. Tak banyak kata. Langsung bergerak
“Kami segera lakukan peninjauan, koordinasi, lalu menyisir sungai bersama warga,” ujarnya sore itu.
Pencarian tak menunggu pagi. Tim dari BPBD Sidrap, TRC-PB, Babinsa, Bhabinkamtibmas, aparat desa, hingga para relawan—semuanya turun tangan.
Bupati Sidrap sendiri ikut memantau.

Mereka tahu waktu sangat berharga. Dan air tak menunggu belas kasihan.
Malam makin turun. Tapi warga tetap berdiri di tepi sungai. Beberapa memegang senter. Beberapa lainnya hanya menatap aliran air yang terus bergerak tanpa suara.
Wajah-wajah cemas.
Doa-doa lirih.
Harapan, entah sebesar apa, masih digantungkan pada cahaya kecil dari ujung bambu pencari.
“Semoga keduanya segera ditemukan,” ucap Camat Andi Surya pelan.
Sungai memang tempat bermain yang alami. Tapi ia juga menyimpan arus yang tak bisa diajak kompromi.
Terlebih di musim hujan.
Air naik. Arus cepat.
Dan tak ada tanda peringatan yang bisa dimengerti oleh anak usia dua tahun.
Ini bukan sekadar duka. Tapi juga pengingat. Bahwa pengawasan pada anak, terutama di sekitar air, bukan pilihan—tapi keharusan.
Wala malam itu tidak hanya dingin. Tapi juga sunyi.
Dan semoga, dalam sunyi itu, doa-doa dari warga bisa sampai ke ujung arus.
Menuntun Furqan dan Risky… pulang. (*)
Editor: Edy Basri
📢 Ikuti Katasulsel.com di WhatsApp!
Dapatkan berita terpercaya dan update setiap hari langsung di ponsel Anda.
👉 Klik di sini & tekan Ikuti