Kode Keras dari Selatan, Bulukumba—Soppeng— dan Takalar Sepakat di Bawah Beringin
Makassar, katasulsel.com — Rekomendasi bukan sekadar surat. Tapi sinyal politik. Kode keras. Dan Golkar, seperti biasa, membaca cepat perubahan angin.
Dari Bulukumba. Lalu Soppeng. Kemudian Takalar. Sampai Makassar. Nama Appi disebut dalam setiap rapat pleno. Dalam setiap kop surat rekomendasi yang diteken. Aklamasi. Tanpa suara sumbang. Seolah semua sepakat: Sulsel butuh wajah baru. Tapi dari orang lama.
Nirwan Arifuddin, Ketua DPD II Golkar Bulukumba, memimpin pleno sendiri. Serius. Tak ada jeda. “Kami rekomendasikan Appi untuk Musda XI,” katanya, tegas. Politik afirmatif. Voting by show of hands, tanpa perlu voting.
Sahrul dari Soppeng menyusul. “Aklamasi,” katanya. Aklamasi. Kata sakral dalam organisasi. Berarti tak ada lawan. Atau lawan telah memilih menepi. Bukan kalah. Tapi menghindari keramaian.
Zulkarnain Arief dari Takalar bahkan datang langsung ke Hotel Novotel. Menyerahkan SK. Fisik. Simbolik. Di tempat yang sama—malam sebelumnya—Appi juga mengumpulkan sepuluh ketua DPD II kabupaten/kota. Tidak dalam rapat. Tapi dalam framing kekuatan.

Ikatan Wartawan Online (IWO) Sidrap
Mengucapkan Selamat Atas Terpilihnya:
- Darwis Pantong — Ketua PWI Sidrap
- Arif Aripin — Sekretaris PWI Sidrap
- Darwis Junudi — Bendahara PWI Sidrap
Semoga Amanah Dalam Menjalankan Tugas.
Edy Basri
(Ketua IWO Sidrap)
Mereka datang. Mereka duduk. Mereka setuju. Ini bukan lagi lobi. Ini konsolidasi.
Golkar Sulsel tengah bersiap Musyawarah Daerah (Musda) XI. Agenda: menentukan Ketua DPD I periode 2025–2030. Tapi lebih dari itu—ini tentang siapa yang akan jadi wajah partai beringin untuk lima tahun ke depan. Wajah elektoral. Wajah ideologis. Wajah publik.
Dan Appi—selain mantan CEO PSM Makassar—adalah simbol keterhubungan. Antara elite dan arus bawah. Antara struktur dan kultur.

Secara teori politik, fenomena ini disebut bandwagon effect. Ketika satu dukungan melahirkan dukungan lain. Bukan karena tekanan. Tapi karena membaca tanda-tanda kemenangan. Rasionalitas kolektif bekerja. Di Golkar, ini bukan baru. Tapi tetap menarik.
Dalam struktur Golkar, pemilik suara bukan hanya DPD II. Ada DPD I. Ada DPP. Ada organisasi pendiri: SOKSI, KOSGORO, MKGR. Ada juga organisasi yang didirikan: AMPI, MDI, HWK, Al-Hidayah, Satkar Ulama. Mereka punya suara. Mereka punya veto diam-diam.
Tapi sejauh ini, gelombang DPD II makin kuat. Dan arah angin politik tidak pernah menipu yang lihai membaca peta.
Appi, yang kini memimpin Golkar Makassar, bukan pemain baru. Tapi ia datang dengan gaya baru. Tidak frontal. Tidak konfrontatif. Tapi merangkul. Membisik. Meyakinkan. Mengunci suara satu-satu.
Ini bukan sekadar ambisi. Ini rekayasa politik yang halus. Dan elegan.
Musda XI sebentar lagi. Tapi aroma kemenangan sudah mulai tercium. Bahkan sebelum palu sidang diketuk.
Dan di bawah beringin itu, satu nama mulai mengakar: Munafri Arifuddin. (*)
Editor: Edy Basri
📢 Ikuti Katasulsel.com di WhatsApp!
Dapatkan berita terpercaya dan update setiap hari langsung di ponsel Anda.
👉 Klik di sini & tekan Ikuti