IAS di Sidrap: Satu Faksi Saja: Golkar
Malam turun pelan di Baranti. Tapi tidak dengan pembicaraan di dalam rumah H. Zulkifli Zain. Obrolannya hangat, serius, dan penuh harapan.
Oleh: Edy Basri
Di situlah, Dr. Ilham Arief Sirajuddin (IAS)—mantan Wali Kota Makassar yang kini kembali melemaskan otot-otot politiknya—menyampaikan misi besar: mengakhiri faksi-faksi dalam tubuh Golkar.
Ia tak berputar-putar. Langsung ke jantung masalah.
“Faksi-faksi ini racun. Diam-diam menggerogoti dari dalam. Kita harus akhiri itu,” tegas IAS, mantap.
Malam itu, bukan sekadar silaturahmi biasa. Itu adalah malam deklarasi diam-diam tentang arah baru Golkar Sulsel. Arah yang menyatu. Tanpa sekat. Tanpa kubu.
IAS bicara bukan karena sakit hati. Tapi karena cinta yang belum selesai untuk partai yang pernah ia pimpin. Ia bicara karena tahu: pertarungan bukan hanya di luar, tapi juga di dalam. Dan seringkali, pertarungan di dalam lebih membahayakan.
“Kalau partai terus tersandera oleh faksi-faksi, maka yang rugi bukan hanya Golkar, tapi juga masyarakat yang menaruh harapan,” ujarnya.
Di rumah itu, para tokoh Golkar Sidrap menyimak. Ada Ketua DPD II H. Zulkifli Zain—yang akrab disapa H. Pilli—beserta sekretarisnya, Ahmad Shalihin Halim. Hadir pula Rusman Katoe, Haris Manan, Farid Galib, dan sederet tokoh kecamatan. Mereka semua mendengar. Dan mereka semua sepakat.
“Golkar butuh figur pemersatu. Yang kuat. Tapi juga mampu mengayomi. Itu yang kami harapkan dari Musda nanti,” kata H. Pilli.
IAS tidak sedang kampanye terbuka. Tapi yang ia sampaikan malam itu lebih dari cukup untuk menegaskan satu hal: dia siap kembali memimpin Golkar Sulsel. Tapi tidak dengan gaya lama. Ia ingin membawa semangat baru—semangat yang juga diusung Ketua Umum DPP Golkar, Bahlil Lahadalia: faksi Golkar adalah faksi satu-satunya.
“Menerjemahkan visi Ketum, saya kira kita semua sepakat: siapa pun yang dipilih, harus jadi lokomotif. Menarik semua gerbong. Tidak boleh ada yang tertinggal,” ucap IAS.
Silaturahmi berakhir larut malam. Tapi getarannya tidak selesai di sana. Satu per satu tamu pulang, membawa pulang gagasan: bahwa ke depan, Golkar tak boleh lagi berdiri di banyak kaki. Harus satu. Harus utuh.
Satu faksi saja: faksi Golkar.
📢 Ikuti Katasulsel.com di WhatsApp!
Dapatkan berita terpercaya dan update setiap hari langsung di ponsel Anda.
👉 Klik di sini & tekan Ikuti
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan