Dua Kubu Karang Taruna, Dua SK Karateker di Sidrap
Sidrap, Katasulsel.com — Ada dua jalan menuju Temu Karya. Dan di Sidrap, dua jalan itu kini sedang berjalan beriring, meski pada rel yang berbeda. Dua Surat Keputusan. Dua tokoh pemuda. Dua versi legitimasi. Tapi satu niat: menyelamatkan roda organisasi Karang Taruna Kabupaten Sidenreng Rappang.
Di kubu pertama, Hermansyah, S.E., Ketua Karang Taruna Provinsi Sulsel versi Temu Karya Nasional VIII tahun 2020 di Bogor, menerbitkan SK Nomor: 008.012/K/26/PKTP/I/V/2025.
Isinya: menunjuk Muhammad Nasir Nawawi sebagai karateker Karang Taruna Sidrap.
Hermansyah menegaskan, penunjukan ini sah secara organisasi.
“Masa bakti pengurus lama telah berakhir. Karena Temu Karya tidak digelar, kami ambil langkah konsolidasi,” kata politisi Partai Gerindra itu.
Muhammad Nasir bukan sosok asing di dunia kepemudaan. Mantan Sekretaris HIPMI Sidrap itu kini menjabat Korwil III Karang Taruna Sulsel. Reputasinya rapi. Jaringannya lintas kabupaten.
Tapi cerita tak berhenti di situ.
Dari jalur berbeda, Andi Ina Kartika Sari, yang juga menjabat Bupati Barru dan mantan Ketua DPRD Sulsel ini, ikut menurunkan SK versi berbeda. Sama. Andi Ina juga kukuh menyebut langkahnya sah. Ia pun mengangkat Dr. Abdul Jabbar sebagai karateker Karang Taruna Sidrap.
Tim Andi Ina menyebut langkah ini juga berdasarkan AD/ART dan kebutuhan penyelamatan organisasi.
“Ada kekosongan struktural. Maka dibutuhkan figur yang bisa menjembatani proses menuju Temu Karya,” ujar salah satu pengurus provinsi versi Andi Ina.
Abdul Jabbar, seperti halnya Nasir, juga punya latar kuat di bidang sosial kepemudaan. Ia disebut aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan dan dikenal dekat dengan kalangan pemuda di wilayah timur Sidrap.
Dua nama. Dua SK. Satu organisasi.
Tapi menariknya: tak ada yang saling serang. Tak ada yang menyudutkan.
Ini bukan soal siapa yang lebih sah. Tapi soal siapa yang lebih siap.
Siap mempertemukan perbedaan dalam satu Temu Karya.
Siap menyatukan tafsir organisasi ke dalam satu gerak.
Sidrap, kini, jadi cermin kecil dari dinamika besar Karang Taruna Sulsel.
Dualisme antara Hermansyah dan Andi Ina tak melahirkan konflik terbuka. Justru membuka ruang dialog, tentang arah dan masa depan organisasi.
Mereka punya tafsir masing-masing. Punya dasar hukum. Punya jejaring.
Tapi semua menuju satu titik: Temu Karya.
Dan seperti kata orang bijak:
Tak perlu satu jalan untuk tiba di tujuan.
Yang penting: arah dan niat tetap sama. (**)
Editor : Edy Basri I Reporter: Tipue Sultan
📢 Ikuti Katasulsel.com di WhatsApp!
Dapatkan berita terpercaya dan update setiap hari langsung di ponsel Anda.
👉 Klik di sini & tekan Ikuti
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan