Logo Katasulsel
🔊 Klik untuk dengar suara
Logo Overlay
🔴 Tiga Tahun Cinta Hancur dalam Sehari, Dia Kabur Patah Hati, Lalu Sang CEO Muncul 🔴 Kat-Tv dan Katasulsel.com Membutuhkan Jurnalis, Silakan Hubungi 082348981986 (Whatsapp) 🔴

Ketika Pengawasan Dijual, Wajo Pilih Dibuka Daripada ‘Membusuk’

Plt Kepala Inspektorat Wajo, Muhammad Ilyas

Wajo, Katasulsel.com – Audit semestinya jadi palu keadilan. Di tangan auditor, setiap ketimpangan seharusnya digugat. Tapi di Wajo, palu itu mulai berfungsi sebagai alat tukar.

Rabu, 11 Juni 2025, Plt Inspektur Kabupaten Wajo, Muhammad Ilyas, mengakui sesuatu yang selama ini hanya berbisik di balik layar. Ada auditor nakal. Ada surat bebas temuan yang diperjualbelikan. Ada sistem yang luka.

Tak ada eufemisme dalam pernyataannya. Ilyas bicara lugas. Ia menerima laporan, dan ia tak menutup-nutupi. Ini bukan rumor. Ini fakta.

Salah satu sumber dari lingkungan Pemdes membenarkan. Surat bebas temuan bisa didapat asal ada “amplop”. Audit menjadi basa-basi administratif. Isinya bisa dipoles sesuai kepentingan. Uangnya? Variatif. Tapi bukan soal jumlah, ini soal integritas.

Dalam teori tata kelola, ini disebut moral hazard. Ketika pengawas melenceng, sistem kehilangan rem. Ketika auditor menjadi pelaku, maka pengawasan berubah jadi sandiwara. Surat bebas temuan berubah menjadi komoditas. Dijual, dinegosiasikan, bahkan ditukar dengan loyalitas.

Bersambung…

Celakanya, banyak yang tahu tapi memilih bungkam. Padahal, kerusakan seperti ini bersifat sistemik. Systemic audit failure, dalam bahasa akademik. Ketika satu bagian membusuk, maka seluruh jaringan kepercayaan ikut terinfeksi.

Pelanggaran ini bukan hanya persoalan individu. Ini tentang legitimasi lembaga pengawas. Ketika kepercayaan publik retak, maka seluruh bangunan birokrasi berada di tepi jurang disfungsi.

banner 300x600

Muhammad Ilyas sadar betul. Karena itu, ia menyatakan kesiapan untuk membuka pintu bagi aparat penegak hukum. Ia tidak ingin pembusukan ini terus menjalar. Ia ingin reformasi dimulai dari dalam. Dari pengakuan yang jujur. Dari perbaikan yang menyakitkan tapi menyelamatkan.

Karena kalau pengawas bisa dibeli, maka siapa lagi yang akan menjaga kita dari gelapnya penyalahgunaan kekuasaan?

Dan kalau surat bebas temuan bisa dibeli, lalu untuk siapa lagi hukum ditegakkan?

Oleh: Edy Basri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup