Malam-malam BNNK Temui Bupati, Siap Berantas Psikotropika di Sidrap
Sidrap, katasulsel.com — Sebiji molekul bisa menghancurkan masa depan.
Satu linting sabu bisa memupus harapan.
Dan Sidrap, tak ingin dikenal karena itu.
Rabu malam, 11 Juni 2025, sejarah kecil ditulis di Rujab Bupati Sidrap. Sebuah pertemuan yang tak sekadar formalitas birokrasi, tapi sebuah sinyal keras: war on drugs resmi dimulai di Bumi Nene Mallomo.
Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sidrap, Syahrir, hadir bersama tim. Mereka menemui Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif. Bukan basa-basi. Yang dibicarakan bukan seremonial, tapi substansi: strategi, taktik, dan komitmen kolektif.
Cukup lama pertemuan itu berlangsung.
Lama karena serius.
Serius karena darurat.
โPenanganan narkotika ini bukan hanya soal hukum. Ini soal neurobiologi generasi muda. Soal dopamin yang dibajak, soal masa depan yang dikooptasi zat-zat psikoaktif,โ tegas Syahrir usai pertemuan.
Ia menyebutkan, BNNK Sidrap tidak akan hanya sibuk di ranah represif. Ada pendekatan preventif dan promotif yang sedang disiapkan. Edukasi berbasis komunitas. Intervensi dini. Literasi digital untuk anak-anak muda.
โIni bukan kerja satu lembaga. Ini kerja kolektif. Pemerintah, tokoh agama, media, pendidik, bahkan warung kopi. Semua harus bicara tentang bahaya narkoba,โ tambah Syahrir.
Epigenetika Sosial

Syaharuddin Alrif menyambut kehadiran BNNK dengan tangan terbuka. Baginya, ini adalah bagian dari upaya mengubah narasi Sidrap. Dari daerah yang dulu kerap disebut-sebut dalam jaringan peredaran gelap, kini menjadi daerah yang melawan dari garis depan.
โYang kita lindungi bukan hanya tubuh anak-anak kita, tapi juga epigenetik-nya. Lingkungan membentuk ekspresi gen. Kalau lingkungannya penuh narkoba, kita sedang membentuk generasi trauma,โ ujar Syaharuddin.
Ia meminta agar BNNK tak hanya bekerja di kota, tapi hingga pelosok. Hingga dusun-dusun. Ke sawah, ke sekolah, ke majelis taklim, hingga ke tongkrongan remaja.
Media Siap Bertempur
Jurnalis senior, H. Purmadi Muin, ikut bersuara. Dalam kacamata pewarta, narkoba bukan hanya berita kriminal. Tapi berita kemanusiaan.
โKalau narkoba merusak otak, maka informasi harus mengobatinya. Wartawan punya peran neuro-jurnalistikโmenyalurkan fakta, menggerakkan empati, menyadarkan masyarakat,โ kata Purmadi.
Ia memastikan, media lokal di Sidrap siap menjadi mitra strategis. Siap mempublikasikan, mengedukasi, bahkan mengawal kebijakan.
Narkotika adalah Pandemi Sosial.
Ia menular lewat gengsi, gaya hidup, dan keterasingan. Tapi Sidrap sudah mulai memasang antibodi.
Dengan BNNK yang kini resmi bertugas, dengan kepala daerah yang memahami akar masalah, dan dengan media yang siap menjadi garda komunikasi, Sidrap bergerak.
Tak ingin dikenal lagi karena sabu, tapi karena solusi.
Tak ingin generasinya dibajak narkoba, tapi dibentuk oleh harapan.
Psikotropika mungkin bisa memodifikasi perilaku, tapi Sidrap kini memodifikasi perlawanan.
(*)
Edy Basri
๐ข Ikuti Katasulsel.com di WhatsApp!
Dapatkan berita terpercaya dan update setiap hari langsung di ponsel Anda.
๐ Klik di sini & tekan Ikuti