Sungguh Mulia Babinsa TNI di Sidrap Ini, Sudah Dihianati Malah Tetap Maafkan Eks Karyawannya
Katasulsel.com, Sidrap — Di balik berita pencurian sepeda motor yang biasa-biasa saja, tersembunyi kisah yang tak biasa.
Tentang kepercayaan. Tentang luka batin. Dan tentang seorang bapak berseragam loreng (TNI) yang memilih memaafkan.
Serka Irwan, anggota Kodim 1420/Sidrap, sehari-hari sebagai Babinsa, bukan hanya kehilangan sepeda motor.
Ia sempat kehilangan kepercayaan kepada orang yang telah ia beri makan, tempat tinggal, bahkan pekerjaan.
Motor yang dicuri bukan milik sembarangan. Itu adalah kendaraan pribadi putri semata wayangnya.
Anak perempuan yang kini sedang menempuh studi di Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Motor itu rencananya akan dikirimkan sebagai alat transportasi selama sang anak kuliah di kota besar.
Namun, harapan itu sempat direbut oleh seseorang yang justru baru saja ia tolong: karyawan baru di usaha pencucian mobil miliknya di Kanyuara, yang baru tiga hari bekerja.

Ya, pelakunya bukan orang asing. Ia adalah pekerjanya sendiri.
Tak hanya diberi pekerjaan, pelaku juga diberi tempat tinggal, makan, bahkan tidur di rumah Serka Irwan. Tapi justru dari situ, kejahatan terjadi.
Motor Honda Scoopy itu dicuri dari kolong rumah saat malam.
Serka Irwan sempat mengejar sendiri pelaku. Dengan pelacakan pribadi, ia berhasil mengikuti jejak pelaku hingga ke wilayah Kelola, Kabupaten Wajo.
Tapi jejak itu hilang di tengah perjalanan menuju Sengkang. Ia pun memutuskan kembali ke Sidrap dan melaporkan peristiwa itu secara resmi ke Polres Sidrap.
Dan di sinilah bagian menariknya dimulai.
Laporan itu langsung direspons cepat oleh Satreskrim Polres Sidrap. Kapolres AKBP Dr Fantry Taherong, melalui Kasat Reskrim AKP Setiawan Sunarto, memerintahkan Tim Resmob bergerak.
Tanpa menunggu waktu lama, di bawah kendali Kanit Resmob Ipda Junaedi Khadafi, tim bekerja senyap, menelusuri CCTV, dan akhirnya berhasil menangkap pelaku di Parepare — hanya dalam waktu kurang dari 24 jam. Motor ditemukan. Penadah ikut diamankan.
Setelahnya, Serka Irwan datang lagi ke Mapolres Sidrap. Kedatangannya untuk mengakhiri. Ia mencabut laporannya dan memilih jalan damai: Restoratif Justice.
Alasannya sederhana tapi dalam: anaknya sudah tahu motor itu ditemukan. Pelaku masih muda. Barang bukti kembali. Dan, lebih dari itu, ia percaya pada kerja cepat polisi.
Kasus ini memang ditutup. Tapi menyisakan catatan penting.
Pertama, kejahatan bisa datang dari orang terdekat. Tapi penyelesaiannya tidak selalu harus dengan hukuman.
Kedua, kecepatan Polres Sidrap dalam menindak perkara ini memperlihatkan sistem kerja yang responsif dan solid — dari level komando Kapolres hingga eksekusi lapangan oleh PPJP (Pasukan Papa Jarang Pulang) yang digerakkan Ipda Khadafi.
Ketiga, jalur damai bukan berarti kompromi terhadap hukum. Tapi membuka ruang untuk pemulihan.
Untuk perbaikan. Dan itu yang dipilih Serka Irwan — seorang ayah yang sebenarnya hanya ingin melihat anaknya tetap bisa kuliah tanpa trauma.
Kasat Reskrim AKP Setiawan Sunarto, didampingi Kanit Pidum Ipda Eka Satri, membenarkan pencabutan laporan itu.
“Semua berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Barang bukti sudah kembali, dan pelaku menyatakan siap memperbaiki diri.”
AKP Setiawan Sunarto juga menyampaikan apresiasi atas pilihan bijak dari Serka Irwan.
“Kami tetap menjunjung tinggi proses hukum, tapi kami juga menghargai upaya damai yang dilandasi itikad baik dari kedua pihak,” ujarnya singkat.
Hari itu, kasus itu memang selesai di atas kertas. Tapi cerita tentang kepercayaan, luka, dan pemaafan akan tetap jadi pelajaran — bukan hanya bagi pelaku, tapi bagi siapa pun yang pernah merasa dikhianati oleh orang yang dipercayai.
Dan bagi Serka Irwan, perjuangan belum selesai. Ada anak yang menunggu kabar baik dari Makassar. Kabar bahwa motornya telah kembali. Dan bapaknya tetap kuat seperti biasa.(*)
Editor: Edy Basri
📢 Ikuti Katasulsel.com di WhatsApp!
Dapatkan berita terpercaya dan update setiap hari langsung di ponsel Anda.
👉 Klik di sini & tekan Ikuti