Jejak Ilmu dan Pengabdian, Bupati Wajo Terima PIN Emas dari UMI
Makassar, katasulsel.com — Pengabdian yang konsisten pada publik, ketika berpadu dengan integritas dan akar intelektual, melahirkan pengakuan yang tak bisa dibantah. H. Andi Rosman, S.Sos., M.Si., Bupati Wajo, menerima PIN Emas Alumni Berprestasi dari Universitas Muslim Indonesia (UMI), Senin (23/6/2025), dalam sebuah Rapat Senat Luar Biasa yang penuh makna.
Penghargaan tersebut menjadi bagian dari agenda kampus dalam menandai Jejak Pengabdian Alumni yang berhasil menerjemahkan ilmu menjadi aksi nyata di ruang publik.
“Ini bukan hanya simbol. Ini adalah bentuk cognitive resonance antara dunia akademik dan dunia kebijakan,” kata Rektor UMI, Prof. Dr. H. Basri Modding, S.E., M.Si., dalam sambutannya.
Andi Rosman tidak berdiri sendiri. Ia menerima penghargaan bersama lima kepala daerah lainnya, yakni Bupati Maros, Gowa, Luwu Timur, Kolaka Utara, dan Majene. Tapi di antara semuanya, jejak Bupati Wajo terlihat istimewa. Ia alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMI tahun 1992—dan sejak itu, langkahnya tidak pernah jauh dari nilai-nilai akademik yang membentuknya.
Dalam istilah manajemen pemerintahan, capaian ini merefleksikan konsep “regenerative leadership”: pemimpin yang tidak hanya menyelesaikan persoalan, tapi juga membangun sistem yang tumbuh dan bertahan dalam jangka panjang.
“Ini bukan hanya soal prestasi pribadi. Ini tentang bagaimana kebijakan kami di Wajo dilandasi semangat literasi kebijakan, data, dan prinsip pembangunan yang berkelanjutan,” ujar Andi Rosman seusai menerima penghargaan.
Di bawah kepemimpinannya, Wajo menunjukkan konsistensi dalam penerapan prinsip evidence-based policy. Mulai dari tata kelola pertanian, penguatan SDM melalui pendidikan vokasional, hingga sistem informasi layanan publik berbasis digital.
“Wajo bukan hanya daerah penghasil beras, tetapi juga produsen ide-ide baru,” ungkap salah satu dosen UMI, Dr. Hasriani, M.Si., yang hadir dalam acara tersebut.
UMI sendiri menegaskan bahwa penghargaan ini tidak diberikan secara seremonial. Ada proses kurasi berbasis rekam jejak, indikator kinerja, dan kontribusi langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Ini adalah bentuk evaluasi ilmiah terhadap dampak kebijakan daerah oleh alumni-alumni yang kini memegang kendali eksekutif.
Acara penghargaan ini sekaligus menjadi ruang refleksi atas pentingnya knowledge-based society. Rektor UMI menekankan bahwa dalam ekosistem bangsa yang semakin kompleks, relasi antara kampus dan alumni harus dibangun dalam kerangka “translational governance”—yakni bagaimana ilmu yang dipelajari di ruang kuliah benar-benar menjelma menjadi kebijakan yang bermakna di lapangan.
“Ini tentang knowledge flow yang berkesinambungan. Dan Bupati Wajo telah menunjukkan bahwa dia bukan hanya bagian dari sistem birokrasi, tetapi juga aktor dalam reproduksi pengetahuan untuk bangsa,” ujar Prof. Basri Modding.
Dalam pernyataan penutupnya, Andi Rosman tidak berbicara tentang masa lalu. Ia bicara masa depan.
“Penghargaan ini saya anggap bukan akhir, tapi energi baru. UMI memberi saya ilmu. Sekarang, saatnya saya terus kembalikan itu dalam bentuk kerja nyata,” katanya.
Dan memang, dalam dunia yang penuh turbulensi kebijakan dan tekanan publik, pemimpin yang tetap terhubung dengan nilai-nilai akademik adalah kekuatan langka.
Hari itu, di Aula UMI, ilmu dan pengabdian menyatu. Dan dari kampus itulah, legacy kepemimpinan itu terus hidup.(*)
Editor: Harianto / Reporter: Marsose Gala
📢 Ikuti Katasulsel.com di WhatsApp!
Dapatkan berita terpercaya dan update setiap hari langsung di ponsel Anda.
👉 Klik di sini & tekan Ikuti
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan