UMS Rappang Tembus Malaysia, Dua Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Wakili Sulsel di Panggung Internasional
Sidrap, Katasulsel.com – Di tengah derasnya arus globalisasi pendidikan tinggi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang) kembali menunjukkan daya saing akademiknya.
Dua mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan—Ardi Sanjaya dan Zul Inayah Yusuf—berhasil lolos sebagai peserta Kuliah Kerja Nyata Kemitraan Internasional (KKN-KI) Angkatan ke-13 yang digelar oleh Asosiasi LPTK PTMA.
Mereka bukan sekadar mewakili kampus. Mereka adalah representasi akademik Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Sulawesi Selatan. Dan panggung mereka bukan lokal, melainkan Malaysia—dengan titik pengabdian di Kuala Lumpur, Penang, dan Johor Bahru, selama 22 Juli hingga 19 Agustus 2025.
Dari 105 peserta nasional yang mendaftar, terdiri dari 35 dosen dan 70 mahasiswa, hanya 85 orang yang lolos administrasi. Mereka terseleksi lewat serangkaian tahapan evaluatif—mulai dari portofolio akademik hingga wawancara daring yang digelar oleh lembaga penyelenggara.
UMS Rappang mengutus 13 mahasiswa, namun hanya dua yang berhasil menembus gerbang internasional itu.
Ini bukan sekadar tentang jumlah. Ini tentang kualitas representasi, tentang bagaimana kapabilitas institusional UMS Rappang diuji dalam gelanggang seleksi nasional ke global.
Bersambung…
Rektor UMS Rappang, Prof. Dr. H. Jamaluddin Ahmad, S.Sos., M.Si., menyebut pencapaian ini sebagai manifestasi dari “kapabilitas epistemik” mahasiswa dalam menjawab tuntutan globalisasi pendidikan tinggi.
“Kami mendukung internasionalisasi kampus sebagai bagian dari rekonstruksi tridharma dalam dimensi global. Ini bukan hanya pengabdian, tapi transformasi intelektual menuju kosmopolitanisme akademik,” ujar Prof. Jamaluddin, Kamis, 10 Juli 2025
Ketua LP3M, Dr. Ahmad Mustanir, S.IP., M.Si., menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam lintas batas negara sebagai bentuk penguatan civic engagement dan social innovation.
“KKN Internasional adalah arena dialektika antara lokalitas dan globalitas. Mahasiswa kita adalah aktor perubahan dalam diplomasi akar rumput (grassroot diplomacy),” katanya.
Sementara itu, Kapordi Ilmu Pemerintahan, Sandi Lubis, S.IP., M.A.P., melihat pencapaian ini sebagai indikator outcome-based education (OBE) yang diterapkan di Prodi Ilmu Pemerintahan.
“Ini validasi nyata bahwa kompetensi kepemimpinan, kemampuan adaptasi, dan karakter sosial mahasiswa kami sudah selaras dengan kebutuhan abad 21,” pungkasnya.
Besambung…
KKN-KI: Praktik Tridharma dalam Konteks Transnasional
Program KKN-KI bukan sekadar pengabdian masyarakat. Ini adalah skema kolaborasi internasional berbasis pemberdayaan, yang menyasar komunitas-komunitas diaspora dan kawasan strategis di Asia Tenggara.
Para peserta akan menjalankan misi transformatif melalui:
Teaching Assistance
Capacity Building & Community Empowerment
Diseminasi Karya Ilmiah
Produksi Buku ber-ISBN dan Jurnal Internasional
Selain itu, partisipasi mahasiswa di program ini memberi peluang munculnya networking epistemik lintas batas, memperluas horizon berpikir mereka dari lokalitas desa ke sirkuit pengetahuan global.
Penutup: Dari Rappang untuk Dunia
Prestasi ini bukan akhir. Ia adalah pra-kondisi dari universitas dunia (world-class university) yang menempatkan mahasiswa sebagai agent of change bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.
Ardi dan Zul bukan hanya membawa nama UMS Rappang. Mereka membawa satu pesan besar: bahwa dari kampus kecil di dataran Sidenreng, ekspansi intelektual dan diplomasi pengetahuan tetap mungkin.
Dan Malaysia, dalam hal ini, hanyalah permulaan.(*)
Editor: Edy Basri Reporter: Tipue Sultan
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan