SOLUSI Nyata untuk Pesisir: YKL Indonesia dan Bonebula Luncurkan Rehabilitasi Mangrove di Donggala

Katasulsel.com
28 Jul 2025 15:27
Berita 0 42
3 menit membaca

Donggala, Katasulsel.com – Dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia 2025, Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia bersama Yayasan Bonebula secara resmi meluncurkan kegiatan kksi rehabilitasi mangrove di tingkat tapak berbasis inisiatif lokal di enam desa pesisir Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Kegiatan ini dilaksanakan di Pantai Baturuko, Desa Lalombi, Minggu 27 Juli 2025 dan dihadiri oleh berbagai pihak termasuk pemerintah daerah, komunitas anak muda, jurnalis, dan komunitas masyarakat lokal.

Kegiatan rehabilitasi ini merupakan bagian dari Program SOLUSI (Solusi Pengelolaan Lanskap Darat dan Laut Terpadu di Indonesia) didukung oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) yang merupakan salah satu anggota konsorsium SOLUSI.

SOLUSI sendiri merupakan kemitraan antara pemerintah Indonesia (BAPPENAS) dan pemerintah Jerman (BMUV) melalui Inisiatif Iklim Internasional (IKI) yang diimplementasikan secara bersama oleh konsorsium untuk menangani degradasi lahan dan bentang laut di Indonesia, dengan meningkatkan ketahanan ekosistem serta mata pencaharian yang dapat beradaptasi terhadap perubahan iklim.

“Melalui aksi ini, kami ingin menunjukkan bahwa pemulihan ekosistem mangrove bukan hanya soal menanam pohon, tetapi tentang mengembalikan fungsi ekologis dan sosial kawasan pesisir,” ujar Andi Anwar, Direktur Eksekutif Yayasan Bonebula.

“Prosesnya kami rancang secara partisipatif, dari pemetaan, desain teknis, hingga pemantauan, agar masyarakat benar-benar menjadi pemilik inisiatif ini.” tambah Andi Anwar.

Rehabilitasi akan dilakukan di Desa Lalombi, Tolongano, Tompe, Lompio, serta Kelurahan Labuan Bajo dan Tanjung Batu. Total luasan kawasan yang akan direhabilitasi mencapai 25 hektar, dengan metode yang menggabungkan pendekatan Ecological Mangrove Rehabilitation (EMR), Assisted Natural Regeneration (ANR), serta penanaman langsung dan penyebaran benih.

Nirwan Dessibali Direktur Eksekutif YKL Indonesia, menambahkan, “Kami percaya kekuatan aksi lokal. Enam desa ini telah melalui tahapan panjang, studi pustaka, pemetaan partisipatif, hingga pengesahan rencana rehabilitasi yang clear and clean. Ini bukan hanya soal teknik, tapi juga membangun rasa kepemilikan masyarakat terhadap kawasan mangrove mereka.”

Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada rehabilitasi, tetapi juga pada tahapan penting seperti monitoring, evaluasi, dan perawatan selama dua tahun ke depan. Data pertumbuhan akan dikumpulkan secara berkala untuk memastikan keberhasilan rehabilitasi dan menjadi dasar pembelajaran untuk wilayah lain.

Nirwan berharap melalui kegiatan ini, masyarakat Donggala diharapkan semakin sadar pentingnya hutan mangrove sebagai benteng alami dari abrasi dan perubahan iklim, sekaligus sebagai penyokong utama ekonomi pesisir yang berkelanjutan.

Firda, ketua kelompok masyarakat SALAMA (Sahabat Laut dan Mangrove) mengatakan, dapat banyak pembelajaran dari proses kegiatan aksi rehabilitasi ini. Dimana masyarakat dilibatkan sejak awal dalam penyusunan desain hingga penetapan lokasi.

“Sekarang kami mengetahui cara menanam mangrove yang baik. Bukan hanya sekedar menanam, perlu tau lokasinya apakah sesuai dan apa yang perlu dilakukan sehingga tanaman tumbuh dengan baik,” ujar Firda.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )

x
x
x Gabung WhatsApp