SIDRAP, Katasulsel.com — Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang) kembali menggelar pengajian rutinnya, Senin (4/8/2025) sore. Tradisi intelektual dan spiritual ini menjadi wadah penting bagi sivitas akademika, tenaga kependidikan, serta warga Muhammadiyah sekitar kampus dalam memperdalam pemahaman keislaman secara tematik dan kontekstual.
Pengajian yang berlangsung mulai pukul 16.00 Wita tersebut menghadirkan penceramah kharismatik, Ustaz Dr. KH. Abbas Baco Miro, Lc., M.A., seorang ulama tafsir yang juga dikenal aktif dalam dakwah dan pendidikan Islam di Sulawesi Selatan. Pada kesempatan ini, beliau membedah tafsir surah pembuka dalam Al-Qur’an, yaitu QS Al-Fatihah, yang kerap dilafalkan namun seringkali luput dari pemahaman mendalam.
Di hadapan jamaah yang terdiri atas dosen, mahasiswa, staf kampus, dan warga Muhammadiyah, Ustaz Abbas menguraikan makna spiritual dan filosofis dari tiap ayat dalam surah Al-Fatihah. Ia menekankan bahwa membaca Bismillahirrahmanirrahim bukan hanya rutinitas ibadah, tetapi sebuah deklarasi niat tulus dan kebergantungan total kepada Allah dalam setiap langkah hidup.
“Al-Fatihah adalah intisari dari Al-Qur’an. Ia bukan hanya pembuka kitab suci, tetapi pembuka kesadaran akan siapa kita, kepada siapa kita meminta, dan kemana arah hidup kita,” ujarnya penuh penekanan, menyentuh dimensi ruhani sekaligus rasional dari teks suci tersebut.
Pengajian berlangsung dalam suasana khidmat namun interaktif, mencerminkan iklim akademis UMS Rappang yang memadukan semangat keilmuan dan ketakwaan. Beberapa peserta juga mengajukan pertanyaan terkait aplikasi tafsir dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan kampus dan masyarakat.
LPPI UMS Rappang secara konsisten menggelar pengajian rutin ini sebagai bagian dari upaya membumikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan akademik dan sosial. Penguatan spiritual civitas akademika dianggap menjadi fondasi penting dalam menciptakan kampus yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga kokoh secara moral dan akhlak.
Kegiatan seperti ini sekaligus menjadi oase ruhani di tengah dinamika kehidupan kampus dan masyarakat. Tidak hanya mengokohkan pemahaman agama, tetapi juga mempererat ukhuwah di antara sesama warga Muhammadiyah dan masyarakat umum.
Dengan istikamah menyelenggarakan pengajian tematik, UMS Rappang menunjukkan bahwa ilmu dan iman bisa berjalan beriringan. Kampus bukan hanya tempat belajar teori, tetapi ruang tafakur, tadabbur, dan transformasi nilai-nilai luhur dalam kehidupan nyata. (*)
Editor: Tipoe Sultan
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar