Dari Konawe ke Surabaya: Kampus Desa Menjajal Dunia DigitalIAI Rawa Aopa Konawe Selatan memperkuat digitalisasi akademik dan kolaborasi strategis lewat kunjungan ke SEVIMA.
Penulis: Edy Basri
Pagi itu (Jumat 15/8), kantor pusat SEVIMA di Surabaya tampak sibuk seperti biasa. Namun di salah satu ruang rapat modern, suasana berbeda terasa.
Delegasi kecil dari Institut Agama Islam Rawa Aopa Konawe Selatan (IAI Rawa Aopa KSR) hadir, membawa semangat transformasi pendidikan tinggi dari Sulawesi Tenggara.
Mereka bukan sekadar tamu; mereka adalah duta perubahan, membawa misi meningkatkan kualitas akademik melalui digitalisasi sistem informasi dan kolaborasi strategis berbasis penta helix.
Ismail Suardi Wekke, tokoh sentral dalam tim pengembangan akademik, membuka pertemuan dengan tegas namun bersahaja.
Ia menekankan bahwa perguruan tinggi regional seperti IAI Rawa Aopa KSR menghadapi tantangan ganda: memperkuat governance transparency dan menghadirkan pendidikan yang relevan bagi masyarakat pedesaan.
“Teknologi adalah enabler, bukan tujuan akhir. Pendidikan yang berdampak harus bisa menyentuh daerah-daerah terpencil,” katanya.
Pertemuan itu segera beralih ke bahasan teknis: Enterprise Resource Planning (ERP) pendidikan.
Para akademisi dan tim SEVIMA menelisik cara mengintegrasikan pendaftaran mahasiswa, manajemen kurikulum, administrasi nilai, hingga keuangan dalam satu sistem terpadu.
Dengan integrasi ini, data akademik bisa diakses real-time, memungkinkan data-driven decision making yang cepat dan akurat.
Konsep ini, meski terdengar teknis, memiliki dampak nyata: proses akademik lebih efisien, akuntabel, dan transparan, memberi keuntungan langsung bagi mahasiswa dan staf pengajar.
Di sela diskusi, Ismail menguraikan strategi penta helix collaboration: sinergi akademisi, industri, pemerintah, masyarakat, dan media. Ia menekankan bahwa inovasi pendidikan tidak bisa dijalankan secara parsial.
“Kampus harus menjadi pusat inovasi sosial. Lulusan yang kita hasilkan harus mampu menjawab tantangan lokal sekaligus global,” ujarnya.
Salah satu implementasi nyata kolaborasi ini adalah program beasiswa SEMESTA untuk mahasiswa Informatika.
Program ini dirancang untuk menarik talenta unggul dari berbagai daerah, sekaligus membangun human capital yang relevan dengan industri digital.
Kurikulum juga disesuaikan dengan kebutuhan industri melalui curriculum alignment, memastikan lulusan tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki kemampuan adaptasi, pemecahan masalah berbasis data, dan entrepreneurial mindset.
Lebih dari sekadar pertemuan teknis, kunjungan ini juga menghadirkan pengalaman kolaboratif. Tim IAI Rawa Aopa KSR menyusuri kantor SEVIMA, melihat langsung bagaimana sistem digital mendukung proses akademik di perguruan tinggi mitra.
Baca terus..
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar