Dari dashboard real-time hingga modul pengelolaan beasiswa, setiap alat menegaskan satu hal: teknologi yang tepat sasaran dapat memaksimalkan dampak pendidikan.
“Transformasi pendidikan bukan hanya soal sistem. Ini tentang bagaimana kita membangun sustainable educational impact, yang mampu mendorong perubahan sosial-ekonomi di wilayah kita,” kata Ismail, menutup pertemuan dengan nada optimistis.
Kunjungan ini mencerminkan visi strategis IAI Rawa Aopa KSR: mengubah perguruan tinggi menjadi pusat inovasi dan pemberdayaan masyarakat. Integrasi digital dan kolaborasi multi-aktor bukan sekadar modernisasi kampus, melainkan langkah nyata untuk menyiapkan generasi baru yang siap menghadapi tantangan global, namun tetap berakar pada konteks lokal.
Dengan kunjungan ini, pesan jelas tersampaikan: pendidikan tinggi yang inovatif, relevan, dan berdampak luas bisa lahir dari kolaborasi, teknologi, dan visi yang berpijak pada kemaslahatan masyarakat.
Di sinilah masa depan Sulawesi Tenggara mulai dibangun, satu sistem, satu beasiswa, satu lulusan berdaya saing pada satu waktu. (*)
Tidak ada komentar