Sidrap, katasulsel.com — Rabu (27/8/2025) menjadi hari penuh angka-angka istimewa bagi sektor pertanian Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap).
Dalam satu hari, Bupati Sidrap Syahruddin Alrif menghadiri dua panen raya yang sama-sama mencatatkan capaian menggembirakan, di Desa Teteaji Kecamatan Tellu Limpoe dan Kelurahan Rijang Pittu Kecamatan Maritengngae.
Di Desa Teteaji, seorang petani menggarap 40 are lahan. Dari luasan tersebut, hasil panennya mencapai nilai Rp17.889.000. Angka ini berarti lebih tinggi dibandingkan produktivitas di Rijang Pittu, meski lahan yang dipanen lebih kecil.
“Ini bukti nyata bahwa dengan pengelolaan yang baik, lahan terbatas bisa menghasilkan nilai ekonomi tinggi. Pertanian Sidrap harus naik kelas, dan ini contohnya!” ujar Bupati Syahruddin dengan semangat.
Tak lama berselang, rombongan Bupati bergeser ke Rijang Pittu. Di sana, Ibu Asna dengan lahan 70 are berhasil memanen 2.359 kilogram gabah kering giling (GKG), senilai Rp16.041.200. Meski nilainya lebih rendah dari Teteaji, momen di Rijang Pittu menjadi istimewa karena Bu Asna sekaligus mendapat bantuan satu unit mesin pompa air (dompeng) senilai Rp40 juta dari Pemkab Sidrap.
“Alakooo… Bu Asna dapat Rp16 juta dari sawahnya, ditambah dompeng Rp40 juta. Ini jelas keuntungan berganda. Saya mau semua petani Sidrap bisa merasakan manfaat teknologi seperti ini, supaya hasil panen bukan hanya besar, tapi juga lebih pasti,” tegas Bupati.
Hadir pula dalam rangkaian panen raya ini unsur Forkopimcam, di antaranya Kapolsek Maritengngae Iptu Irwan Topid, Babinsa Rijang Pittu Serma Sunawar, Camat Maritengngae Andi Surya Praja Hadiningrat, Lurah Rijang Pittu Haeruddin, S.A.B, serta Kepala Lingkungan Amrullah P. Dolla.
Dua lokasi panen raya itu menegaskan tren baru dalam pembangunan pertanian Sidrap: produktivitas tinggi berbasis angka-angka pasti. Dari 40 are di Teteaji menghasilkan hampir Rp18 juta, dari 70 are di Rijang Pittu memberi Rp16 juta plus dompeng Rp40 juta.
Jika pola ini diterapkan di seluruh lahan sawah Sidrap yang mencapai lebih dari 60 ribu hektare, potensi ekonomi gabah daerah dapat menembus triliunan rupiah per musim.
Bupati Syahruddin menyebut pendekatan ini selaras dengan konsep precision agriculture yang tengah didorong.
“Kita tidak boleh lagi bertani dengan cara-cara lama semata. Ada mekanisasi, ada efisiensi air, ada perhitungan yang jelas. Hasilnya bukan lagi sebatas gabah, tapi angka ekonomi yang menopang kesejahteraan masyarakat Sidrap,” tegasnya.
Dua cerita panen raya dalam sehari itu menjadi cermin keberhasilan strategi pertanian Sidrap. Bagi warga, peristiwa di Teteaji dan Rijang Pittu bukan hanya tentang padi yang dipanen, melainkan tentang angka-angka yang mencerminkan harapan, modernisasi, dan masa depan.(*)
Editor: Tipue Sultan
Tidak ada komentar