Jambi, kilatutama.com – Aksi kekerasan yang menimpa kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat UIN STS Jambi memantik reaksi keras dari berbagai unsur Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). Sejumlah mahasiswa HMI dilaporkan mengalami luka-luka setelah terjadi aksi pemukulan dan pengeroyokan oleh oknum mahasiswa lain di lingkungan kampus, Rabu (27/8/2025).
Foto-foto yang beredar memperlihatkan adanya luka berdarah di wajah dan tangan kader HMI yang menjadi korban. Insiden ini menambah panjang daftar kasus kekerasan antarmahasiswa yang sebelumnya juga beberapa kali terjadi di kampus UIN STS Jambi.
Sekretaris MW KAHMI Provinsi Jambi, Azhar Mulia, MM, menegaskan bahwa aparat hukum harus segera bertindak.
“MW KAHMI Provinsi Jambi minta keadilan ditegakkan terhadap kader HMI yang dipukul hingga berdarah. Kasus ini harus diusut sesuai hukum yang berlaku,” tegas Azhar.
MW KAHMI Jambi juga mengajukan empat tuntutan utama, yaitu:
Pakar hukum Universitas Riau, Dr. Erdianto, menilai kasus ini dapat dijerat dengan Pasal 351 KUHP (penganiayaan), Pasal 352 KUHP (penganiayaan ringan), Pasal 170 KUHP (pengeroyokan), hingga Pasal 406 KUHP (perusakan barang).
Hal ini juga ditanggapi Manimbang Kahariyadi, pengurus Majelis Nasional (MN) KAHMI, juga menyesalkan kejadian tersebut. Ia menilai kekerasan tidak boleh dibiarkan dan harus ditindak tegas agar tidak menjadi preseden buruk di kalangan mahasiswa.
Sementara itu, Ketua MD KAHMI Muaro Jambi Yasril, M.Pol, juga menyampaikan keprihatinan mendalam.
“Kami menyesalkan tindakan penganiayaan yang terjadi di kampus UIN STS Jambi terhadap beberapa orang kader HMI oleh oknum sesama mahasiswa. Hal ini tidak mencerminkan kaum intelektual dan terdidik. Kasus seperti ini bukan yang pertama kali, bahkan sudah berulang kali, sehingga harus ada efek jera,” ungkap Yasril.
Ia menegaskan, aparat penegak hukum harus memproses kasus ini sesuai mekanisme hukum yang berlaku. Selain itu, ia juga mengingatkan pihak kampus UIN STS Jambi agar tidak hanya berdiam diri.
“Tindakan kekerasan seperti ini sangat memalukan bagi kampus Islam yang mestinya menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman. Jangan lagi ada kekerasan di dalam kampus. Kompetisi dalam perekrutan mahasiswa baru ke organisasi ekstra harus dilakukan secara sehat, tanpa intimidasi apalagi cara-cara yang tidak beradab,” tambahnya.
Polisi diminta segera melakukan penyelidikan dan menetapkan langkah hukum agar kasus ini terang benderang serta tidak kembali terulang di kemudian hari.
(Red)
Tidak ada komentar