Maros, Katasulsel.com – Dunia pendidikan tinggi di Kabupaten Maros mencatat langkah bersejarah. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darud Da’wah wal Irsyad (DDI) Maros resmi menjalin kerja sama dengan dua perguruan tinggi dari Jakarta, yakni Universitas LIA dan Tanri Abeng University. Momentum itu ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) sekaligus seminar bertema Pendidikan Bahasa di kampus STAI DDI Maros.
Ketua STAI DDI Maros, Muhammad Azmi, M.Pd.I., menyebut kolaborasi lintas daerah ini sebagai strategi penting agar kampus lokal tidak berjalan sendiri, tetapi terhubung dengan ekosistem pendidikan nasional. “Kolaborasi ini membuka peluang besar bagi mahasiswa kami untuk belajar lebih luas. Ada pertukaran mahasiswa, penelitian bersama, dan pengembangan kurikulum sesuai kebutuhan industri,” tegasnya.
Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Maros, Ismail Suardi Wekke, yang hadir dalam kesempatan tersebut, menambahkan bahwa pendidikan hari ini tidak lagi bisa dibatasi sekat geografis. “Kerja sama ini bukti nyata bahwa pendidikan tidak mengenal batas wilayah. Mahasiswa Maros bisa mendapat perspektif global, akses ke ilmu terbaru, dan pengalaman lebih kaya. Ini penting agar lahir generasi yang bukan hanya cerdas, tetapi juga siap bersaing secara global,” ujarnya.
Seminar yang menyertai penandatanganan MoU menghadirkan pakar dari Universitas LIA dan Tanri Abeng University. Diskusi menekankan pentingnya sinergi antara kampus, industri, dan pemerintah dalam menyiapkan lulusan siap kerja. Kurikulum adaptif, magang industri, serta proyek kolaboratif disebut sebagai jembatan antara teori dan praktik.
Melalui kesepakatan ini, terbuka ruang kerja sama luas mulai dari penelitian bersama, publikasi ilmiah, pertukaran dosen dan mahasiswa, hingga seminar serta lokakarya kolaboratif. STAI DDI Maros pun meneguhkan ambisinya untuk menjadi pusat pendidikan Islam yang unggul, berdaya saing nasional, bahkan bertaraf internasional. (*)
Editor: Tipue Sultan
Tidak ada komentar