Jumat, 05 Sep 2025
Tonton KAT TV

Makassar Menolak Retak, Polda Sulsel dan Ojol Bertemu dalam Doa

Katasulsel.com
4 Sep 2025 20:08
Makassar 0 189
3 menit membaca

Makassar, Katasulsel.com — Ada pemandangan yang jarang terjadi sore itu, Kamis, 4 September 2025, di Makassar.

Ribuan pengemudi ojek online, dengan jaket hijau mereka yang khas, duduk rapi di halaman Masjid Kubah Asmaul Husna. Bukan untuk memprotes. Bukan pula untuk konvoi. Mereka datang untuk berdoa. Bersama polisi.

Bayangkan: sebuah doa bersama yang dihadiri 1.500 orang lebih. Para pengemudi ojol, berdampingan dengan polisi berpakaian dinas, tokoh agama, hingga pejabat utama Polda Sulsel.

Kapolda Sulsel yang diwakili Wakapolda Sulsel Brigjen Pol Nasri Sulaeman, S.I.K., M.H., hadir lengkap bersama jajaran utama. Ada Kapolrestabes Makassar. Ada Direktur Intelijen Keamanan Polda Sulsel, KBP Hajat Mabrur Bujangga, S.I.K., M.M., serta pejabat-pejabat penting lainnya. Semua duduk di barisan yang sama.

Mereka menundukkan kepala, mengamini doa yang dipimpin Habib Husein Bin Ahmad.

Seakan ada jahitan halus yang sedang dikerjakan sore itu. Jahitan yang berusaha menutup sobekan relasi antara polisi dan ojol yang sempat koyak oleh sebuah peristiwa panas di Jakarta.

Wakapolda Sulsel, yang berdiri di hadapan para pengemudi ojol, tidak banyak berbicara tentang perintah atau instruksi. Ia bicara dengan nada lebih sederhana: belasungkawa.

Ia menyampaikan duka untuk korban jiwa—baik dari kalangan ojol maupun masyarakat sipil. Dan yang lebih penting: ia mengajak untuk kembali percaya.

“Polri mengajak seluruh elemen, termasuk komunitas ojol, untuk bersama-sama menciptakan Sulawesi Selatan yang aman dan damai,” ujarnya.

Kalimat itu seperti simpul benang. Mengikat kembali rasa percaya yang sempat longgar.

Jawaban dari komunitas ojol juga tidak kalah tegas. Mereka bahkan membacakannya dalam sebuah pernyataan sikap resmi:

Pernyataan Sikap Komunitas Ojol Sulawesi Selatan:

  1. Mengutuk keras segala bentuk tindakan anarkis demonstrasi yang menyebabkan meninggalnya saudara mereka, Rusdamdiansyah, dan korban lainnya.
  2. Menegaskan komitmen untuk menjaga situasi tetap aman, dalam semangat kebersamaan, serta tidak mudah terprovokasi ajakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
  3. Mendukung penuh langkah Polda Sulsel dalam menciptakan keamanan yang kondusif di wilayah Sulawesi Selatan.

Pernyataan itu disambut tepuk tangan. Lalu sebuah bunga diserahkan kepada Wakapolda Sulsel. Tampak sederhana, tetapi di balik simbol itu ada makna: bahwa kepercayaan bisa tumbuh kembali, meski butuh waktu.

Polda Sulsel pun tak datang dengan tangan kosong. Mereka membawa bantuan sembako untuk komunitas ojol.

Mungkin itu bukan soal jumlah, melainkan soal niat: berbagi. Dan dalam suasana damai, berbagi menjadi pesan yang lebih keras daripada pengeras suara sekalipun.

Acara ditutup dengan doa. Bukan dengan sirene, bukan dengan pengawalan. Doa sore itu menjadi titik koma dari sebuah upaya rekonsiliasi.

Makassar sore itu memberi pelajaran kecil tapi berharga: persaudaraan bisa retak, tapi selalu ada jalan untuk menjahitnya kembali. Dan kali ini, benangnya dipegang bersama—oleh polisi dan ojol.

Sulsel ingin menunjukkan sesuatu kepada Indonesia: luka bisa dirawat, jarak bisa dipangkas, dan kepercayaan bisa dipilih kembali. Dan Polda Sulsel tahu cara memulainya—dengan duduk sejajar. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )