Humor kecilnya: polisi bisa menakutkan di jalan. Tapi di podium kampus, polisi bisa menginspirasi. Bisa membuat mahasiswa menunduk, bukan karena takut tilang. Tapi karena kagum.
Saya duduk di sana, menulis, tersenyum, menunggu cerita berikutnya. Karena sosok seperti Fantry jarang muncul. Sekali muncul, meninggalkan jejak.
Dan yang paling menarik: ia hadir, berbicara, tersenyum, menginspirasi. Lalu pergi, tapi pesan tetap tinggal. Di podium, di mahasiswa, di Sidrap, bahkan di catatan saya ini.
Kapolres Fantry Taherong. Polisi. Doktor. Perwira. “Dosen” Dan pembawa harmoni di tengah panas diantara panas dan hujan gerimis. (*)
Tidak ada komentar