Kader di Sidrap Itu Seperti Anak-Anaknya, Selamat Jalan Ayahanda dr. Syamsa Latief
Almarhum Dr. dr. H. Syamsa Latief, M.Kes, Sp.KKLPSalah satu yang paling dikenal adalah Catatanku tentang Nurcholish Madjid.
Buku itu, kata dia, lahir dari pertemuan batinnya dengan pemikiran besar Cak Nur. Ia menulisnya dengan jujur, dengan gaya catatan pribadi, tanpa beban akademis yang berlebihan.
“Kalau tidak menulis, ide itu hilang. Kalau sudah hilang, ya percuma pernah kepikiran,” ujarnya suatu ketika sambil tertawa kecil.
Sebagai birokrat, ia juga dikenal bijak. Tidak tergesa. Tidak emosional. Keputusannya sering lahir dari perhitungan yang matang, tapi dibungkus dengan kelembutan.
Ia bisa menegur, tapi dengan senyum. Ia bisa mengkritik, tapi dengan tawa.
Di balik keseriusan itu, ia memang suka humor. Kadang ia sisipkan lelucon di tengah rapat. Membuat suasana yang tegang tiba-tiba mencair.
Membuat orang-orang yang duduk di sekeliling meja rapat merasa lebih dekat dengannya.
Itulah mengapa ia dikenang bukan hanya sebagai dokter, bukan hanya birokrat, tapi juga sahabat.
Kini, Sidrap kehilangan satu tokoh. HMI kehilangan satu kakak. KAHMI kehilangan satu alumni yang setia. Dunia literasi kehilangan seorang penulis yang rajin menuangkan gagasan.
Bersambung………..
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar