Parepare, Katasulsel.com – Malam yang seharusnya lelap berubah menjadi duka panjang di Kelurahan Watang Soreang, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Api berkobar hebat di Jalan Menara pada Selasa dini hari (23/9/2025) sekitar pukul 01.58 Wita, melahap lima rumah sekaligus. Dua jiwa tak terselamatkan—seorang kakek dan cucu—meninggalkan jejak pilu bagi keluarga dan warga sekitar.
Asap pekat dan jilatan api membubung tinggi, memaksa warga yang sedang terlelap untuk berhamburan ke jalan. Suasana panik bercampur teriakan meminta tolong, sementara petugas pemadam kebakaran bergegas memadamkan si jago merah. Butuh waktu lebih dari satu jam, hingga sekitar pukul 03.00 Wita, barulah api benar-benar dilokalisasi. Pendinginan dilakukan, namun aroma hangus kayu dan seng masih memenuhi udara.
Di tengah kepulan asap, suasana semakin haru ketika petugas mengevakuasi dua jasad korban. Seorang warga bernama Iksan, yang rumahnya berdekatan dengan lokasi, mengaku masih terguncang.
“Lagi tidur ka. Ramai-ramai orang ku dengar. Pas ka bangun ada mi api. Dekat sekali dari rumah,” katanya dengan suara tercekat. Ia menyaksikan sendiri jenazah kakek dan cucu itu diangkat menggunakan ambulans. “Iye, diangkat mi tadi. Dibawa pakai ambulans. Dua orang. Orang tua laki-laki sama cucunya,” tambahnya.
Belum ada kepastian apa yang memicu kebakaran dini hari itu. “Belum tahu gara-gara apa,” ucap Iksan, mewakili kebingungan warga yang masih syok dengan kejadian tersebut. Sementara aparat kepolisian bersama petugas damkar masih melakukan pendataan dan penyelidikan penyebab kebakaran.
Lima rumah yang terbakar kini hanya menyisakan puing dan arang. Di antara sisa bangunan yang hangus, warga tampak berkerumun, sebagian menunduk, sebagian lagi masih berusaha membantu keluarga korban menyelamatkan barang-barang yang mungkin masih bisa digunakan.
Tragedi ini menorehkan luka mendalam bagi Parepare. Kehilangan dua nyawa yang terjebak dalam kobaran api menjadi simbol rapuhnya kehidupan di hadapan bencana yang datang tanpa peringatan. Bagi warga Watang Soreang, malam itu akan selalu dikenang—bukan hanya karena kehilangan rumah dan harta benda, melainkan karena kehilangan dua jiwa yang tak mungkin tergantikan.(*)
Editor: Tipue Sultan
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar