Menurutnya, sangat penting RMS menanggapi isu kepindahannya itu ke publik guna menghindari tafsir yang liar dari mana-mana.
Sikap tegas oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu, sebutnya, penting agar tidak menimbulkan polemik di kedua partai tersebut. NasDem dan PSI.
Isu RMS pindah ke PSI ini kian membesar setelah mantan Wakil Ketua Umum DPP Nasdem, Ahmad Ali dilantik sebagai Ketua Harian DPP PSI beberapa waktu yang lalu.
Pelantikan Ali bersama pengurus nasional PSI lainnya dipimpin langsung oleh putra bungsu Presiden RI ke-7 Jokowi, Kaesang Pangarep.
Bukan itu saja, isu ini juga semakin ramai dibicarakan setelah putra RMS, Muammar Ferirae Gandi Rusdi bergabung dengan PSI dan diberi kepercayaan sebagai Ketua DPW PSI Sulsel.
Belum lagi sejumlah keluarga dekat kader NasSem di Sulsel juga memilih untuk bergabung ke PSI.
Fenomena inipun menarik perhatian publik, sebab partai besar sekelas Nasdem rela ditinggalkan untuk masuk ke partai yang belum memiliki kursi di Senayan.
Meski begitu banyak yang beranggapan bahwa PSI akan besar nantinya, apalagi pengaruh Jokowi dan kakak dari Kaesang yang saat duduk sebagai Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka.
“PSI tentu memainkan narasi sebagai partai yang potensial saat ini. Dengan begitu, PSI akan memukau bagi siapapun ditandai dengan bergabungnya elit-elit penting.
Sebagai partai super terbuka (Tbk), PSI seolah melepas kode ke publik sebagai partai yang dikehendaki dan sekaligus potensial.(*)
Editor: Tipue Sultan
Tidak ada komentar