Mereka adalah penjaga kehidupan, perempuan-perempuan yang kelak akan menyambut tangisan pertama manusia.
Yudisium sesi kedua Profesi Bidan dan Sarjana Kebidanan ITKES Muhammadiyah Sidrap ini memang tak megah dalam bentuk, tapi dalam makna ia sangat dalam.
Di kampus yang kini menampung 1.200 mahasiswa baru, tumbuh kesadaran bahwa pendidikan kesehatan bukan sekadar pencapaian akademik — ia adalah ibadah kemanusiaan.
Saya keluar dari auditorium menjelang sore. Langit Sidrap masih teduh. Dari arah persawahan, angin membawa aroma tanah basah yang khas.
Langkah saya terasa lebih pelan, entah kenapa. Mungkin karena hati masih hangat oleh kalimat terakhir Dr. Ishak Kenre yang bergema di kepala:
“Ilmu memang lahir di ruang kuliah. Tapi pengabdian — ia tumbuh di hati yang tulus melayani.” (*)
Tidak ada komentar