Kepala Desa Pattiro Deceng, Abdul Qadir, S.T., menilai kegiatan ini membawa manfaat nyata bagi warganya. Ia menyebut program mahasiswa Unhas ini telah meningkatkan kapasitas peternak sekaligus memperkuat hubungan antara masyarakat, pemerintah, dan akademisi.
“Kami melihat langsung perubahan semangat warga. Mereka bukan hanya menerima ilmu, tapi ikut berpartisipasi aktif. Expo dan festival ini jadi penutup manis dari perjalanan bersama selama tiga bulan terakhir,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari pihak kampus. Dr. Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc., mewakili Program Studi Kedokteran Hewan Unhas, mengapresiasi kiprah mahasiswa yang mampu memadukan pengetahuan akademik dengan pemberdayaan sosial.
“Program ini adalah hasil dari kompetisi dan kerja keras mahasiswa. Kegiatan di Desa Pattiro Deceng menjadi awal dari kolaborasi yang lebih luas. Kami berharap sinergi ini terus berlanjut dan berkembang,” tutur Fika.
Lebih dari sekadar proyek pengabdian, kegiatan ini menegaskan kembali peran mahasiswa sebagai agen perubahan di tengah masyarakat. Melalui pendekatan edukatif, inovatif, dan partisipatif, mereka membantu membuka cakrawala baru tentang pentingnya ilmu yang berpihak pada kesejahteraan rakyat.
Dengan dukungan pemerintah daerah, akademisi, dan pelaku industri, Lokakarya dan Festival Rakyat Pattiro Deceng menjadi contoh bahwa pembangunan desa bisa tumbuh dari kolaborasi sederhana—dari niat baik, ilmu yang dibagi, dan semangat untuk tumbuh bersama. (*)
Editor: Tipue Sultan
Tidak ada komentar