Zoom meeting antara Plt Kadis Kesehatan Sidrap Dr Ishak Kenre dengan Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi membahas agenda pencegahan dan pengendalian TBDesa siaga ini tidak berhenti pada tataran administratif. Setiap desa akan memiliki kader terlatih, sistem pelaporan cepat, dan jejaring pengawasan pengobatan.
Polanya memadukan active case finding dan directly observed treatment — metode yang memastikan pasien menjalani terapi hingga tuntas, sehingga tidak menularkan kembali.
Langkah Sidrap ini sekaligus menjawab arahan nasional melalui quick win program Presiden di sektor kesehatan. Program yang menuntut hasil nyata, terukur, dan berdampak langsung pada penurunan kasus menular.
“Pak Bupati Syaharuddin Alrif memberi arahan jelas: jangan biarkan TB menjadi warisan penyakit antar generasi. Pemerintah daerah harus hadir sampai ke pintu rumah warga,” ujar Ishak.
Sebagai bentuk penguatan kebijakan, Pemkab Sidrap telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) Tim Penanggulangan Bencana Tuberkulosis dan tengah memfinalisasi Peraturan Bupati (Perbup) tentang Penanggulangan TB.
Dua instrumen hukum itu akan memperjelas koordinasi lintas sektor — dari tenaga medis, pemerintah desa, hingga organisasi masyarakat.
Langkah ini menunjukkan keseriusan Sidrap membangun sistem kesehatan yang tangguh, bukan hanya responsif. Karena, bagi Pemkab Sidrap, penanggulangan TB bukan semata urusan medis, melainkan agenda kemanusiaan.
“Tren kasus boleh naik, tapi bukan berarti kita kalah. Justru ini tanda bahwa sistem kita bekerja — menemukan, bukan menunggu.
Dengan kolaborasi semua pihak, kami yakin Sidrap bisa menekan penularan TB lebih cepat,” tutup Ishak Kenre.
TB mungkin penyakit lama. Tapi cara Sidrap melawannya sudah baru — berbasis data, berbasis desa, dan berbasis kesadaran bahwa kesehatan adalah hak, bukan sekadar harapan (*)
Editor: Edy Basri
Tidak ada komentar