Kombes Pol Anang Triarsono Perkenalkan Aplikasi “Mabbulo Sibatang” di Depan Kapolda
Kombes Pol Anang Triarsono Perkenalkan Aplikasi “Mabbulo Sibatang” di Depan Kapolda Makassar, katasulsel.com — Siapa sangka, falsafah tua masyarakat Bugis tentang kebersamaan kini menjelma dalam bentuk aplikasi modern milik kepolisian. Namanya “Mabbulo Sibatang” — istilah lokal yang berarti “bersatu dalam satu batang”, dan kini menjadi simbol kolaborasi antara teknologi, budaya, dan pelayanan publik.
Di hadapan Kapolda Sulsel, pejabat utama, serta seluruh Kapolres jajaran, Dirbinmas Polda Sulsel Kombes Pol Anang Triarsono, S.I.K., M.Si., memperkenalkan inovasi yang tak biasa itu. Paparan tersebut disampaikannya dalam forum Gelar Operasi Triwulan III, Senin (13/10/2025), sebuah agenda rutin yang menilai capaian setiap satuan kerja sekaligus wadah memantik gagasan baru.
Namun siang itu, bukan sekadar laporan kinerja yang menarik perhatian. Justru semangat lokalitas yang dikemas dalam balutan digital membuat ruangan itu hidup.
Kombes Anang memaparkan bahwa Mabbulo Sibatang bukan sekadar aplikasi pelaporan, melainkan jembatan antara polisi dan masyarakat agar informasi bisa mengalir lebih cepat, transparan, dan terukur.
“Aplikasi ini kami gagas agar Bhabin bisa lebih mudah menerima informasi dari masyarakat. Semua laporan akan terekam dan bisa dievaluasi secara cepat,” jelasnya.
Nama yang digunakan bukan tanpa alasan. Dalam tradisi Bugis-Makassar, Abbulo Sibatang mengandung pesan mendalam: tentang kebersamaan, saling mengingatkan, dan menghargai satu sama lain. Sebuah falsafah yang dikenal dengan sipakatau, sipakainge, sipakalebbi — nilai-nilai luhur yang kini dihidupkan kembali lewat sistem digital.
“Konsep ini sejalan dengan peran Bhabinkamtibmas sebagai penyelesai masalah di tengah masyarakat. Ia harus mampu menyatukan, bukan memisahkan,” ujar Anang dengan nada reflektif.
Melalui Mabbulo Sibatang, aparat di lapangan akan lebih mudah mendeteksi potensi masalah sosial, merespons laporan warga, sekaligus menjaga hubungan kemanusiaan yang hangat — sesuatu yang kadang hilang di tengah derasnya arus teknologi.
Maka, ketika teknologi sering dianggap mendinginkan interaksi manusia, Polda Sulsel justru menghadirkan aplikasi yang menghangatkannya kembali dengan sentuhan budaya.
Sebuah langkah kecil, tapi bermakna besar: menyatukan kembali nilai kearifan lokal dengan wajah baru kepolisian yang lebih modern dan berakar di bumi Sulawesi Selatan. (*)
Editor: Edy Basri
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar