Semua itu terjadi kurang dari dua belas jam sejak peristiwa tragis itu. Di daerah dengan sinyal nyaris mati, polisi Sidrap justru bergerak secepat kota besar.
Itu bukan soal teknologi. Itu soal insting dan kepemimpinan.
Kapolres Fantry tahu betul, waktu adalah musuh. Satu jam terlambat bisa berarti pelaku kabur. Satu malam lalai bisa mengubah arah pencarian.
Maka ia memotong semua jarak itu dengan kehadirannya sendiri di lapangan.
“Ini bukti komitmen kami. Tidak ada ruang bagi pelaku kejahatan untuk bersembunyi,” ujarnya kemudian.
Kalimatnya pendek, tapi berisi. Bukan kalimat pidato, melainkan kalimat tindakan.
Bersambung……..
Tidak ada komentar