Mayat Jumaisa sudah dimakamkan. Arlan masih terlihat linglung. Ia kehilangan ibu dan menyaksikan sendiri betapa cepat hidup bisa berubah.
Warga Desa Lombo kini punya dua cerita: satu tentang amarah yang membunuh, satu lagi tentang polisi yang berlari di tengah gelap untuk menegakkan keadilan.
Di tempat di mana sinyal hampir tak pernah muncul, ternyata masih ada “sinyal lain” yang lebih kuat — sinyal tanggung jawab, keberanian, dan kepemimpinan yang turun langsung.
Kapolres Fantry mungkin tidak banyak bicara soal pencitraan. Tapi malam itu, ia dan anak buahnya membuktikan satu hal sederhana: ketika hukum berjalan cepat, keadilan terasa nyata.
Dan di pedalaman Sidrap yang sepi itu, di bawah langit tanpa sinyal, suara sirene polisi menjadi satu-satunya tanda bahwa negara masih bekerja.
(*)
Tidak ada komentar