“Kami tidak berhenti di bantuan dan proyek. Kami bangun sistem yang membuat masyarakat mampu berdiri di atas kakinya sendiri,” ujarnya.
Syahar–Kanaah menampilkan gaya kepemimpinan yang merakyat namun visioner. Mereka menempatkan pelayanan publik dan penguatan ekonomi rakyat sebagai inti pembangunan. Dalam banyak kesempatan, Syahar turun langsung ke sawah dan kandang untuk berdialog dengan petani dan peternak.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap program pemerintah benar-benar menyentuh mereka yang bekerja di tanah dan di kandang, bukan hanya berhenti di meja rapat,” katanya.
Ia juga menilai langkah Presiden Prabowo dalam menertibkan 1.000 tambang ilegal dan merasionalisasi BUMN menjadi 200–240 entitas adalah bentuk nyata dari keberanian politik untuk menegakkan tata kelola ekonomi nasional yang bersih.
“Kalau pusat tertib, daerah akan kuat. Dan Sidrap siap menjadi bagian dari wajah baru pemerintahan yang bersih dan produktif,” ujar Syahar.
Tujuh bulan kepemimpinan SAR–Kanaah kini menjadikan Sidrap bukan sekadar lumbung padi, melainkan simbol daerah yang sukses mengintegrasikan kebijakan nasional ke dalam gerak pembangunan lokal.
Bersambung….
Tidak ada komentar