
Sidrap, Katasulsel.com — Sebuah keluhan terkait pelayanan di Rumah Sakit Umum (RSU) Nene Mallomo Sidrap viral di kalangan warga setelah seorang pasien asal Kecamatan Pitu Riawa, berinisial A (31), mengaku diminta membayar Rp5 juta untuk operasi mata yang disebut tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Namun, pihak rumah sakit menegaskan bahwa persoalan tersebut hanyalah bentuk miskomunikasi yang kini sudah diluruskan.
Kasus ini berawal ketika pasien A berobat ke Puskesmas Dongi akibat sakit mata. Karena keterbatasan peralatan, ia kemudian dirujuk ke RSU Nene Mallomo (Nemal) untuk penanganan oleh dokter spesialis mata. Di sana, pasien mendapat penjelasan bahwa matanya perlu dioperasi, namun menurut pengakuan pasien, dokter menyebut tindakan itu tidak dijamin BPJS dan harus membayar biaya pribadi sebesar Rp5 juta.
Merasa bingung, A lalu menyampaikan keluhannya kepada anggota DPRD Sidrap, A. Tenri Sangka. Politisi Partai NasDem itu mengaku telah menindaklanjuti laporan tersebut dengan menghubungi langsung pihak RSU Nemal.
“Pasien itu menelepon saya dan menceritakan semuanya. Setelah itu saya langsung koordinasi dengan Direktur RSU Nemal. Namun rupanya dokter tidak tahu kalau kami sudah berkoordinasi,” ujar Tenri Sangka, Rabu (22/10/2025).
Menurut Tenri Sangka, saat pasien kembali ke rumah sakit sehari kemudian, dokter yang menangani justru menegur pasien dengan nada tinggi, menanyakan siapa yang dilapori terkait kasus tersebut. Ia pun meminta pihak rumah sakit mengevaluasi sikap dokter agar pelayanan tetap humanis.
“Orang datang ke rumah sakit untuk sembuh, bukan untuk dimarahi. Kalau begini terus, pasien bisa trauma. Kami minta direktur segera melakukan evaluasi,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Direktur RSU Nemal Sidrap, dr. Suwarta Pande, memberikan klarifikasi resmi. Menurutnya, dugaan penolakan pasien BPJS itu tidak benar dan semata akibat kesalahpahaman dalam proses komunikasi antara dokter dan pasien.
“Dokter mata mengira kalau operasi dilakukan tanpa koordinasi dengan BPJS, maka tidak akan ditanggung. Tapi setelah kami cek dan koordinasi, ternyata bisa ditanggung,” jelas dr. Suwarta, Rabu sore (22/10/2025).
Ia menambahkan bahwa dokter mata yang menangani pasien tersebut bahkan telah menjadwalkan operasi pada 27 Oktober 2025. Namun, pasien kemudian meminta rujukan ke rumah sakit lain di Makassar.
“Saat ini kami masih berkoordinasi dengan dokter mata tersebut. Informasinya, pasien sudah meminta rujukan ke RS Arifin Nu’mang untuk kemudian ke Makassar,” ujarnya.
Suwarta menegaskan bahwa pihak rumah sakit tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan akan menindaklanjuti setiap laporan secara proporsional. “Kami tidak menutup diri terhadap kritik. Tapi yang penting, semua informasi harus jelas agar tidak menimbulkan persepsi yang keliru,” pungkasnya.(*)
Editor: Tipue Sultan
Tidak ada komentar