
Sidrap, katasulsel.com — Malam itu, Desa Compong yang biasanya tenang mendadak gaduh. Suara motor, langkah tergesa, dan teriakan minta tolong memecah udara.
Di Dusun V, dua pemuda yang dikenal berteman akrab, Supriadi (25) dan Jimmi Lumintang alias Kuri (37), terlibat pertengkaran yang berakhir dengan luka dan darah.
Peristiwa itu terjadi Selasa malam (4/11/2025) sekitar pukul 22.30 WITA.
Menurut warga, keduanya sempat terlihat duduk bersama sebelum adu mulut itu pecah.
“Awalnya mereka ngobrol biasa, tidak ada yang aneh,” kata seorang warga. “Tiba-tiba ribut, lalu Supriadi teriak minta tolong.”
Supriadi, warga Desa Compong, mengalami luka robek di tangan kiri dan perut akibat sabetan parang.
Ia sempat dilarikan ke Puskesmas Barukku, sebelum akhirnya dirujuk ke RS Nene Mallomo, Pangkajene, untuk perawatan intensif.
Kapolsek Pitu Riase, Ipda Sakaria, membenarkan kejadian itu.
“Benar, telah terjadi dugaan penganiayaan antara dua pemuda di Desa Compong. Kasus ini sudah kami tangani sesuai Laporan Polisi Nomor: LPB/710/XI/2025/SPKT/RES SIDRAP/POLDA SULSEL,” ujarnya, Kamis (6/11/2025).
Polisi kemudian melakukan pencarian terhadap pelaku, dibantu tim Pasukan Papa Jarang Pulang (PPJP), tokoh masyarakat, dan perangkat desa.
Selama tiga hari, pencarian dilakukan dengan pendekatan persuasif. “Kami libatkan tokoh agama dan masyarakat agar pelaku mau menyerahkan diri,” jelas Ipda Sakaria.
Usaha itu berhasil. Pada hari ketiga, Jimmi datang sendiri ke Polsek dan mengakui perbuatannya.
Dari hasil pemeriksaan awal, peristiwa itu bermula saat pelaku dan korban berkumpul bersama beberapa teman. Perdebatan kecil berujung emosi.
“Pelaku sempat minta diantar pulang, tapi korban ikut sampai ke rumahnya. Di situ pelaku mengambil parang dan menebas korban,” kata Kapolsek.
Kini pelaku telah diamankan di Mapolsek Pitu Riase untuk proses hukum lebih lanjut.
Motifnya sederhana — kesalahpahaman dua teman lama yang berubah jadi amarah.
Malam pun kembali sepi di Compong. Tapi bekas luka di tangan Supriadi — dan di hati banyak orang — akan lama mengingatkan bahwa kadang, kemarahan sesaat bisa memutus persaudaraan yang dibangun bertahun-tahun.(*)
Editor: Tipue Sultan
Tidak ada komentar