Lautan Massa Kuningkan Studio 5, Fans Syaqirah Sidrap Tak Tertampung! Dua Rombongan Bone–Maros 100+ Orang Datang KhususJakarta, katasulsel.com — Malam Top 7 D’Academy 7 Indosiar, Jumat (14/11/2025), berubah menjadi lautan dukungan untuk Andi Syaqirah, remaja 15 tahun asal Sidrap yang kembali mencuri perhatian penonton se-Indonesia.
Studio 5 Indosiar penuh sesak hingga banyak pendukung tidak bisa masuk karena kapasitas telah mencapai batas maksimal sejak sebelum show dimulai.
Di luar studio, massa berseragam kuning—warna identitas Syaqirah Lovers—mengular hingga halaman gedung. Dua rombongan besar dari Kabupaten Bone dan Maros menjadi episentrum dukungan malam itu.
Dari Bone, hadir Andi Rasna, S.Pd., M.Pd.—tante dari Ibu Gubernur Sulsel yang juga Kepala Bidang PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Kabupaten Bone—bersama jajaran pengurus Pokja Bunda PAUD dan Kepala Lembaga PAUD. Kehadiran mereka memperkuat barisan pendukung yang datang dengan formasi lengkap dan terkoordinasi.
Sementara dari Kabupaten Maros, rombongan hadir dalam tiga kelompok besar:
Rombongan Maros dipimpin langsung oleh Hadijah, S.Pd.AUD., M.Pd., yang menata dan mengoordinasikan seluruh anggota hingga tiba rapi di Studio 5. Sementara dari Bone, rombongan utama berasal dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bone. Jika digabungkan, kehadiran dua kabupaten ini mencapai hampir 100 orang, sebuah kekuatan massa yang jarang terlihat dalam satu malam kompetisi.
Tak hanya dari Sulawesi Selatan, dukungan meluas dari berbagai penjuru Tanah Air. Pendukung dari Sumatra, Kalimantan, hingga Papua tampak hadir, sementara dari Jabodetabek jumlahnya tak terbendung. Show malam itu benar-benar terasa seperti “Sidrap Day”, sebuah fenomena dukungan yang jarang muncul di panggung talent search nasional.

Di deret depan penonton VIP, seorang pengusaha tambang dari Sulawesi terlihat hadir bersama istrinya. Keduanya duduk tepat di depan panggung, siap “menembakkan” DSULTAN dan DBOS — gift virtual bernilai tinggi — ketika perolehan gift Syaqirah mulai melambat. Koordinasi dengan fans terlihat jelas, menunjukkan dukungan yang telah disiapkan secara strategis.
Sorak sorai penonton mencapai puncak ketika Syaqirah membawakan lagu “Oleh-oleh” ciptaan maestro dangdut Nanang Suwito. Penampilan vokalnya yang bersih, stabil, dan penuh rasa menunjukkan kontrol napas optimal, ketepatan pitch, timbre yang konsisten, serta interpretasi emosional yang matang — menghasilkan performa dengan stabilitas harmonik dan resonansi panggung yang kuat.
Ketika kamera menyorot Nanang Suwito yang hadir langsung malam itu, senyum bangga sang legenda mengunci kesan bahwa interpretasi Syaqirah benar-benar on point.
Puncak show terjadi ketika Syaqirah sukses meraih Standing Ovation dari semua juri — Ma’e Soimah, Dewi Perssik, dan Wika Salim. Mereka sepakat bahwa Syaqirah memperlihatkan vocal growth trajectory yang signifikan, dengan karakter suara yang semakin matang. Soimah bahkan kembali menyebutnya sebagai “penyanyi masa depan yang sudah menemukan DNA vokal-nya sendiri.”
Ilham Junaedy, motor utama gerakan dukungan Syaqirah Lovers, memimpin langsung ribuan pendukung yang tersebar di tribun, di luar studio, hingga area nonton bareng. Ia menegaskan bahwa dukungan kali ini adalah yang terbesar sepanjang perjalanan Syaqirah di D’Academy 7.

“Ini malam terbesar. Massa dari Sidrap, Bone, Maros, Jabodetabek, bahkan Kalimantan dan Papua datang semua. Kami siap total untuk Syaqirah. Dia tidak berdiri sendirian di panggung,” ujarnya.
Di tengah dukungan masif itu, Ilham Junaedy (IJ) selaku Koordinator Syaqirah Lovers menyampaikan ucapan terima kasih mewakili Bupati Sidrap dan kedua orang tua Syaqirah.
“Kami menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada seluruh pendukung Syaqirah, baik yang hadir langsung di Studio 5 maupun yang mendukung dari seluruh Nusantara. Malam ini adalah bukti cinta dan solidaritas untuk seorang putri Sidrap,” ujar IJ.
Ia juga menegaskan bahwa pesan Bupati Sidrap selalu sama sejak awal:
“SIPAKELEBBI SAROMASE, itulah yang mengantar Syaqirah hingga sejauh ini.”
Semangat sipakatau, sipakainge’, dan sipakalebbi yang menjadi filosofi masyarakat Bugis, terlihat jelas mengalir kuat dalam dukungan malam itu.
Perjalanan panjang Syaqirah sejak masa kecil—menyanyi dari panggung ke panggung demi membantu keluarga—menjadi fondasi dari mental stage durability yang kini memancar kuat di Top 7.
Dengan dukungan luar biasa dari berbagai daerah, kehadiran rombongan resmi dari Bone dan Maros yang mencapai hampir seratus orang, serta performa vokal yang menggetarkan Studio 5, langkah Syaqirah menuju babak berikutnya semakin terbuka lebar. Jika aliran virtual gift kembali melesat, Syaqirah berpeluang besar mencatat sejarah sebagai putri Sidrap pertama yang menembus puncak kompetisi dangdut terbesar di Indonesia.(*)
Wahyu Widodo (Reporter Jakarta)
Tidak ada komentar