Rektor UMS Rappang Tegaskan Esensi Magang Internasional di Taiwan: Harus Tumbuhkan Growth MindsetTaiwan, katasulsel.com — Rektor Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang), Prof. Dr. H. Jamaluddin Ahmad, S.Sos., M.Pd., menegaskan bahwa esensi utama Program Magang Internasional adalah menumbuhkan growth mindset pada mahasiswa. Hal tersebut disampaikan saat monitoring hari pertama pelaksanaan magang yang digelar di sejumlah lokasi mitra industri di Taiwan, Selasa, (18/11/2025).
Program Magang Internasional tahun ini diikuti mahasiswa dari beberapa fakultas dengan penempatan berbeda sesuai kompetensi. Salah satu mitra yang dikunjungi adalah River Forest Leisure Farm di Dongshan Township, Yilan County, Taiwan. Kawasan wisata edukasi ini memiliki berbagai unit usaha, mulai dari kebun binatang mini, restoran, hotel, hingga area budidaya perikanan.
Pada kunjungan monitoring, mahasiswa terlihat telah menempati pos tugas masing-masing. Sebagian mahasiswa bertugas merawat hewan di kebun binatang, mulai dari pemberian pakan, menjaga kebersihan kandang, hingga melakukan observasi perilaku satwa. Lainnya ditempatkan pada sektor budidaya perikanan, membantu pemeliharaan ikan, memantau kualitas air, serta mencatat perkembangan harian. Sementara itu, mahasiswa yang berada di restoran belajar mengenai tata kelola dapur, pelayanan pelanggan, hingga alur operasional berbasis standar industri.
Dalam arahannya, Prof. Jamaluddin menegaskan bahwa program magang di luar negeri harus dipahami mahasiswa sebagai proses membangun pola pikir profesional dan terbuka. Ia menyebut bahwa pengalaman internasional memiliki nilai besar bagi penguatan karakter serta kesiapan kompetensi global.
“Esensi dari program ini adalah membentuk pola pikir mahasiswa untuk banyak mengambil pengalaman praktik baik, terutama dalam manajemen bisnis, inovasi, dan kreativitas. Semua itu nantinya dapat dijadikan referensi penting bagi masa depan mereka,” ujarnya.
Selain itu, ia menekankan bahwa keberhasilan magang tidak hanya diukur dari tugas teknis yang diselesaikan, tetapi juga dari kemampuan mahasiswa beradaptasi pada lingkungan kerja baru, memahami SOP, bekerja sistematis, serta menjaga konsistensi kinerja.
“Mahasiswa harus belajar menguasai proses kerja. Standar kerja luar negeri menuntut profesionalisme, ketepatan waktu, dan kemampuan bekerja sesuai sistem,” tambahnya.
Koordinator Program Magang Internasional menyampaikan bahwa monitoring hari pertama difokuskan pada empat aspek utama: adaptasi mahasiswa, kedisiplinan, penyelesaian tugas awal, serta tingkat kenyamanan mereka pada lingkungan kerja masing-masing.
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa telah mampu menyesuaikan diri, meski beberapa masih perlu memperkuat ritme kerja dan pemahaman prosedural. Respons mahasiswa terhadap penugasan juga cukup positif. Mereka menyebut bahwa lingkungan kerja di Taiwan sangat profesional dan memberikan pengalaman baru mengenai budaya kerja global.
“Mahasiswa mengaku tertantang. Mereka belajar hal-hal yang belum pernah mereka temui sebelumnya, termasuk bagaimana industri menerapkan SOP secara ketat,” ujar koordinator program.
Program Magang Internasional UMS Rappang tahun ini melibatkan sejumlah industri mitra dalam berbagai sektor, baik pariwisata, kuliner, perikanan, hingga jasa layanan. Melalui pola kemitraan tersebut, kampus berharap dapat membuka peluang kerja sama lebih luas dan meningkatkan daya saing lulusan.
Rektor menegaskan bahwa magang internasional bukan sekadar pengalaman bekerja di luar negeri, tetapi investasi jangka panjang dalam membentuk pribadi unggul dan adaptif.
“Jadikan ini sebagai sarana belajar. Jika growth mindset tertanam dengan baik, maka seluruh pengalaman di luar negeri ini akan menjadi modal besar dalam membangun karier dan masa depan,” pungkas Prof. Jamaluddin menutup kegiatan monitoring. (edybasri)
Tidak ada komentar