
Makassar, Katasulsel.com — Kongres Nasional Ikatan Lembaga Penalaran dan Penelitian Mahasiswa Indonesia (ILP2MI) tahun 2025 resmi dimulai di Kampus Politeknik STIA LAN Makassar, Sabtu (29/11/2025). Mengangkat tema “Cross, Close, Create”, forum berskala nasional ini kembali mempertemukan organisasi penalaran mahasiswa dari berbagai daerah untuk menguatkan jejaring dan merumuskan arah gerakan keilmuan yang lebih progresif.
Sejak sesi pembukaan dimulai, suasana kongres langsung terasa hidup. Erika Safitri dari UKM RITMA UIN Alauddin Makassar memandu acara sebagai MC. Lembaga-lembaga penalaran dari sejumlah kampus hadir secara luring, di antaranya UKM KPI Universitas Hasanuddin, LKIM-PENA Universitas Muhammadiyah Makassar, UKM RITMA UIN Alauddin Makassar, UKM KPI Universitas Muhammadiyah Sinjai, LPM Penalaran Universitas Negeri Makassar, UKM FORKIM IAIN Parepare, serta UKM P2RI Politeknik STIA LAN Makassar sebagai tuan rumah. Sementara itu, puluhan lembaga lainnya bergabung melalui Zoom Meeting, termasuk UKM Penalaran Universitas Airlangga, UKM KPN UIN Sunan Kalijaga, UKM PPIPM Universitas Negeri Padang, UKM ISR UPN “Veteran” Yogyakarta, KSM RISTEK UIN Walisongo, UKM Penalaran Universitas Andalas, dan sejumlah lembaga penalaran naungan ILP2MI.
Ketua Panitia Kongres, Alya Ilmi Majidah, menyampaikan laporan sekaligus apresiasi kepada seluruh lembaga yang turut hadir dan berkontribusi. Ia menegaskan bahwa panitia berkomitmen menyelenggarakan kongres secara profesional sebagai ruang bertemunya gagasan besar dari berbagai penjuru Indonesia. Laporan panitia menjadi pembuka yang menandai dimulainya rangkaian sidang secara resmi.
Sekretaris Jenderal ILP2MI, Rasmi Safitri, menyampaikan sambutan berikutnya. Ia mengajak seluruh peserta untuk mengirimkan doa bagi korban bencana di Sumatera, sekaligus menekankan bahwa tradisi penalaran tidak boleh berdiri jauh dari realitas sosial. Menurutnya, forum nasional ini merupakan momentum memperkuat budaya riset di kalangan mahasiswa.
Ketua DPM Politeknik STIA LAN Makassar, Erina Novrianti, juga memberikan sambutan. Ia menilai keberlanjutan gerakan penalaran adalah kebutuhan penting dalam proses pembentukan intelektualitas mahasiswa. Disusul kemudian oleh sambutan Ketua BEM, Fauzia Humaira, yang mengapresiasi kehadiran peserta dari berbagai daerah. Ia menyebut kongres ini strategis karena dapat mempertemukan cara pandang dan pola pikir baru yang dibutuhkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan zaman.
Tidak ada komentar