Kang Dedi Mulyadi Turun ke Padang, Hadir di Tengah Duka Warga Terdampak GalodoPadang, katasulsel.com — Galodo dan banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra Barat menyisakan luka yang belum kering. Namun di tengah suasana duka itu, Jumat (4/12/2025), hadir sosok yang membuat warga kembali merasakan harapan: Kang Dedi Mulyadi (KDM). Kehadirannya di Padang bukan hanya kunjungan biasa, tetapi bentuk empati yang benar-benar menyentuh hati masyarakat.
KDM membuka kehadirannya dengan sebuah pantun yang membuat warga tertegun—pantun yang mengalir seperti doa dan penyejuk bagi dunsanak yang sedang tertimpa musibah:
Dari Padang ka Bukik Tinggi
Singgah sabanta nan dipasa Jao
Kami dihadang duka malilik hati
Alhamdulillah panawa nan la tibo
Disusul pantun kedua yang membuat suasana semakin haru:
Galodo gadang malando nagari
Rengek jo tangih bauleh iyo bagumam
Kiniko datang saudaro Kang Dedi
Paubek raso sadieah dikito Kang KDM
Bagi warga, pantun itu bukan sekadar rangkaian kata. Di tengah kepenatan menghadapi bencana, kalimat sederhana itu menjadi pengingat bahwa mereka tidak dibiarkan menghadapi semua ini sendirian.
Sejak pagi, KDM menyusuri pasar-pasar di Padang. Ia bertemu pedagang, membeli kebutuhan pengungsi—mulai sembako, perlengkapan anak, hingga barang kebutuhan mendesak lainnya. Pasar Fase 7 menjadi salah satu lokasi ia berhenti cukup lama, memastikan barang yang dibeli sesuai kebutuhan warga di titik-titik bencana. Setelah belanja, ia langsung menuju lokasi-lokasi terdampak galodo. Sambutan warga luar biasa; ibu-ibu, anak-anak, hingga pemuda berebut menyalami sosok yang mereka anggap selalu hadir dalam momen-momen sulit masyarakat.
Salah satu momen yang paling menyentuh terjadi ketika seorang warga dari Kasang, Kabupaten Padang Pariaman, bernama Sinta, menceritakan kondisi rumahnya yang terendam air setinggi dada. Dengan suara bergetar, ia menceritakan detik-detik saat keluarganya menyelamatkan diri, bagaimana barang-barang hanyut, dan bagaimana rumahnya kini tinggal puing berlumpur. KDM tidak memotong satu kata pun. Ia merangkul Sinta, menenangkannya, dan secara langsung memastikan bantuan yang dibutuhkan akan segera dipenuhi. Kepedulian itu membuat banyak warga yang melihatnya ikut meneteskan air mata—bukan hanya karena musibah, tetapi karena merasa benar-benar diperhatikan.
Menjelang malam, tepat pukul 20.00 WIB, KDM tiba di Hotel Santika untuk beristirahat. Namun setibanya di sana, puluhan warga dan para jurnalis dari AJR TV dan Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI) telah menunggu sejak sore. Alih-alih langsung menuju kamar, KDM menyambut semua yang hadir dengan hangat. Pertemuan itu berlangsung penuh keakraban; warga satu per satu memeluknya, bercerita, bahkan beberapa menangis karena lega mendapat perhatian. “Kehadiran beliau di saat seperti ini luar biasa berarti,” ujar seorang warga.
Sekretaris Daerah Kota Padang, Andre Algamar, turut mendampingi KDM sejak sore. Ia mengatakan bahwa kedatangan KDM memberikan energi positif yang sangat dibutuhkan masyarakat. Di tengah suasana yang penuh ketidakpastian, perhatian langsung seperti ini menjadi peneguh mental warga.
Pada akhir kunjungannya, KDM kembali menyampaikan pantun, kali ini sebagai penutup yang membuat banyak orang kembali terdiam:
Banjir datang basambueang galodo
Rumah hanyueak sadonyo tabanam
Hadir Akang mambadueang luko
Ka Allah basujueak kito bagumam
Pantun itu menjadi penanda bahwa kepedulian bukan sekadar kata-kata, tetapi kehadiran, pelukan, dan tindakan nyata. Bagi warga Padang dan sekitarnya, kunjungan KDM di tengah bencana menjadi sumber kekuatan baru. Harapan pun kembali tumbuh pelan-pelan, bersamaan dengan upaya mereka membangunkan kembali kehidupan yang sempat runtuh dihantam galodo. (edy)
Tidak ada komentar