Logo Katasulsel
🔊 Klik untuk dengar suara
Logo Overlay
🔴 Tiga Tahun Cinta Hancur dalam Sehari, Dia Kabur Patah Hati, Lalu Sang CEO Muncul 🔴 Kat-Tv dan Katasulsel.com Membutuhkan Jurnalis, Silakan Hubungi 082348981986 (Whatsapp) 🔴

Tangis Janda di Sidrap: Andai Suami-ku Masih Hidup..

Ilustrasi

Panggung kayu itu sudah miring ke kiri. Tangga depannya tinggal dua anak. Atapnya bocor. Dindingnya bolong. Lantainya bunyi tiap diinjak. Dan hidup di dalamnya lebih bolong lagi.

Oleh: Edy Basri

NAMANYA Bu A. Janda. Dua kali menikah. Dua kali gagal. Yang satu pergi. Yang satu meninggal. Yang pertama bukan mati. Tapi kabur. Saat anak mereka baru bisa berjalan. Laki-laki. Namanya L.

Yang kedua lebih setia. Tapi sakit. Lama. Lalu wafat dalam pelukannya. Meninggalkan satu anak juga. Perempuan. Namanya M. Anak yang sekarang jadi tulang punggung. Di umur yang belum genap 18.

Gubuk itu berdiri di pinggir kampung. Di sebuah dusun kecil, di Kabupaten Sidenreng Rappang-Sidrap, Sulawesi Selatan.

Bukan rumah milik sendiri. Menumpang. Di atas tanah orang. Di bawah atap seadanya. Di dinding yang ditambal seng dan kain. Di lantai papan yang sudah lapuk. Kalau angin datang, pintunya terbuka sendiri. Kalau hujan turun, kasur harus dipindah.

Di situ Bu A tinggal seorang diri. Dua anaknya L dan M tak bersamanya. L pergi entah kemana. Sedang M bekerja di daerah lain. Kerja serabutan.

L jarang pulang. Kalau lapar datang. Kalau kenyang pergi. Tak peduli siapa ibunya. Tak peduli adiknya kerja apa. Tak peduli rumah itu roboh atau berdiri.

M sebaliknya. Bekerja apa saja. Jadi pelayan warung, kerja di counter handphone. Dan jika “Pulkam“, kadang bantu tetangga. Kadang juga hanya duduk di dapur. Menangis. Tapi pelan-pelan.

banner 300x600

Ia tak ingin ibunya dengar. Karena ibunya sudah terlalu sering menangis. Kadang juga tertawa sendiri. Kadang berteriak tengah malam. Kadang memanggil nama suaminya yang sudah mati.

Tetangga bilang: gila. Dokter bilang: depresi berat. Tapi M, putrinya bilang: itu cuma luka. Luka yang terlalu lama disimpan. Luka yang terlalu dalam untuk sembuh sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup