Logo Katasulsel
๐Ÿ”Š Klik untuk dengar suara
Logo Overlay
๐Ÿ”ด Tiga Tahun Cinta Hancur dalam Sehari, Dia Kabur Patah Hati, Lalu Sang CEO Muncul ๐Ÿ”ด Kat-Tv dan Katasulsel.com Membutuhkan Jurnalis, Silakan Hubungi 082348981986 (Whatsapp) ๐Ÿ”ด

Air Mata di Tengah Kepulangan: Seorang Jamaah Haji Sidrap Tutup Usia, Disambut dengan Doa dan Duka

Sidrap, Katasulsel.com โ€“ Suasana duka menyambut kedatangan ratusan jemaah haji asal Sidrap di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Senin (16/6/2025). Hari yang semestinya penuh syukur dan sukacita itu, berubah sendu setelah kabar duka menyebar: salah satu jemaah asal Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidrap, dinyatakan wafat di tanah suci

Jamaah tersebut diketahui bernama Tahala Basennang Bode, pria sepuh berusia 86 tahun, yang sejak keberangkatan ke Tanah Suci sudah menunjukkan kondisi fisik yang lemah. Ia sempat menjalankan seluruh rukun haji bersama Kloter 7 Debarkasi Makassar, sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir berselang kembali ke Indonesia.

โ€œKami sangat kehilangan. Tapi insyaallah, amal ibadahnya diterima di SisiNya, setelah menunaikan rukun Islam kelima,โ€ ucap seorang kerabat sambil menahan haru.

Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, yang turut hadir dalam penyambutan jemaah di asrama haji Sudiang, menyampaikan belasungkawa atas berpulangnya Tahala. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa pemerintah daerah turut berduka dan siap memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan.

โ€œBeliau wafat setelah menunaikan ibadah yang agung. Kami semua turut mendoakan agar almarhum husnul khatimah dan keluarga diberi kekuatan,โ€ ujar Syahar.

Tahala adalah satu dari 264 jemaah haji asal Sidrap yang tergabung dalam kloter 7 bersama jemaah dari Selayar dan Makassar. Ia dikenal sebagai sosok yang sabar dan tak banyak bicara. Semangatnya untuk berhaji, meski usia tak lagi muda, menjadi inspirasi bagi banyak warga kampungnya di Pitu Riawa.

Kepergian almarhum Tahala di momen sakral ini menyadarkan kita bahwa ibadah haji bukan hanya tentang perjalanan fisik, tapi juga perjalanan jiwa menuju Tuhan. Kepulangan yang tak lengkap ini justru melahirkan pelajaran: bahwa kematian, jika menyapa dalam keadaan suci setelah beribadah, adalah anugerah yang tak semua orang dapatkan.

Bagi keluarga dan warga Sidrap, momen ini menjadi pengingat bahwa setiap langkah dalam hidupโ€”termasuk akhir hayatโ€”pantas dijalani dengan sabar dan ikhlas.

banner 300x600

Selamat jalan, Tahala Basennang Bode. Engkau pulang ke tanah kelahiran hanya untuk berpamitan. Tapi di surga, semoga engkau menetap selamanya.(*)

Editor: Harianto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup